Kompetisi Bisnis Ride Hailing di Indonesia Terbilang Ketat
Selasa, 20 Juni 2023 - 21:32 WIB
JAKARTA - Gojek masih menjadi pemimpin pasar untuk layanan berbagi tumpangan seperti taksi dan ojek online (ojol), serta pengiriman barang. Berdasarkan initiation report yang dilakukan oleh Maybank Sekuritas Indonesia yang rilis pada 16 Juni 2023, menunjukkan Gojek masih menjadi andalan masyarakat dengan menguasai hingga 52% pangsa pasar ride hailing di Indonesia. Sementara pesaing terdekatnya, yaitu Grab menguasai 48%.
Penguasaan pangsa pasar tersebut salah satunya dikarenakan Gojek lebih kompetitif dibandingkan dengan para pesaing. Berdasarkan perbandingan yang dilakukan Maybank Sekuritas pada 15 Juni 2023, GoCar lebih kompetitif dari GrabCar hingga 12% atau sekitar Rp80.000. Bahkan harga tersebut juga lebih kompetitif jika dibandingkan dengan taksi Bluebird yang diperkirakan Rp103.000-123.000.Selain transportasi online, riset ini juga menunjukkan loyalitas pelanggan yang sangat kuat dengan layanan GoFood.
“Riset kami menggunakan perangkat yang sama, dengan titik awal yang sama dan jarak tujuan 18 km,” kata Etta Rusdiana Putra, Research Analyst Maybank Investment Banking, dalam riset tersebut, seperti dikutip Selasa (20/6/2023).
Industri ride-hailing disebutkan sebagai bisnis yang sangat kompetitif. Brand yang berhasil memenangkan hati pengguna rupanya tak hanya sekedar tarif, namun mereka juga fokus pada faktor kenyamanan. Ketika dua faktor tersebut tidak dapat memenuhi ekspektasi konsumen, misalnya dari sisi harga, maka konsumen dapat dengan cepat menemukan alternatif transportasi, seperti memilih mengendarai kendaraan sendiri.
Secara industri, Maybank melihat bahwa ride hailing tengah memasuki tahap konsolidasi dan titik penutupan untuk pemain yang lebih kecil. Beberapa provider layanan ride hailing online yang sempat muncul seperti Call Jack, Ojekkoe, Topjek, Ladyjek, BluJek, dan OjekArgo saat ini sudah tidak terdengar lagi.
Meski demikian, kompetisi di industri ini masih cukup ketat. Selain dengan Grab, Gojek masih harus bersaing dengan para pemain lain seperti inDrive dan Maxim. Maxim yang merupakan perusahaan asal Rusia sudah masuk ke pasar Indonesia sejak Juli 2018, dan memulai bisnisnya dari kota lapis kedua dan ketiga.
Maybank melihat industri ride hailing di Indonesia ke depan masih berpotensi untuk tumbuh. Beberapa faktor pendukungnya seperti kepemilikan mobil di Indonesia yang saat ini masih rendah. Jumlah mobil dan jumlah penduduk masih cukup timpang, yaitu sekitar 82 mobil/per 1.000 orang. Faktor lainnya seperti kemacetan lalu lintas, kebijakan ganjil genap, dan keterbatasan jangkauan transportasi publik.
Selain itu, faktor urbanisasi juga akan meningkatkan pasar layanan ride hailing. Berdasarkan data Bank Dunia di tahun 2021, sebanyak 57% orang Indonesia tinggal di daerah perkotaan. “Orang perkotaan lebih mengutamakan kemudahan dan kepraktisan, namun bersedia membayar lebih,” kata riset tersebut.
Berdasarkan data Google, Temasek, Bain & Company di 2022, industri transportasi dan makanan di Indonesia masih dalam tren positif dengan proyeksi kenaikan 22% secara CAGR (Compound Annual Growth Rate) dari USD8 miliar di 2022 menjadi USD 15 miliar pada 2025.
Penguasaan pangsa pasar tersebut salah satunya dikarenakan Gojek lebih kompetitif dibandingkan dengan para pesaing. Berdasarkan perbandingan yang dilakukan Maybank Sekuritas pada 15 Juni 2023, GoCar lebih kompetitif dari GrabCar hingga 12% atau sekitar Rp80.000. Bahkan harga tersebut juga lebih kompetitif jika dibandingkan dengan taksi Bluebird yang diperkirakan Rp103.000-123.000.Selain transportasi online, riset ini juga menunjukkan loyalitas pelanggan yang sangat kuat dengan layanan GoFood.
“Riset kami menggunakan perangkat yang sama, dengan titik awal yang sama dan jarak tujuan 18 km,” kata Etta Rusdiana Putra, Research Analyst Maybank Investment Banking, dalam riset tersebut, seperti dikutip Selasa (20/6/2023).
Industri ride-hailing disebutkan sebagai bisnis yang sangat kompetitif. Brand yang berhasil memenangkan hati pengguna rupanya tak hanya sekedar tarif, namun mereka juga fokus pada faktor kenyamanan. Ketika dua faktor tersebut tidak dapat memenuhi ekspektasi konsumen, misalnya dari sisi harga, maka konsumen dapat dengan cepat menemukan alternatif transportasi, seperti memilih mengendarai kendaraan sendiri.
Secara industri, Maybank melihat bahwa ride hailing tengah memasuki tahap konsolidasi dan titik penutupan untuk pemain yang lebih kecil. Beberapa provider layanan ride hailing online yang sempat muncul seperti Call Jack, Ojekkoe, Topjek, Ladyjek, BluJek, dan OjekArgo saat ini sudah tidak terdengar lagi.
Meski demikian, kompetisi di industri ini masih cukup ketat. Selain dengan Grab, Gojek masih harus bersaing dengan para pemain lain seperti inDrive dan Maxim. Maxim yang merupakan perusahaan asal Rusia sudah masuk ke pasar Indonesia sejak Juli 2018, dan memulai bisnisnya dari kota lapis kedua dan ketiga.
Maybank melihat industri ride hailing di Indonesia ke depan masih berpotensi untuk tumbuh. Beberapa faktor pendukungnya seperti kepemilikan mobil di Indonesia yang saat ini masih rendah. Jumlah mobil dan jumlah penduduk masih cukup timpang, yaitu sekitar 82 mobil/per 1.000 orang. Faktor lainnya seperti kemacetan lalu lintas, kebijakan ganjil genap, dan keterbatasan jangkauan transportasi publik.
Selain itu, faktor urbanisasi juga akan meningkatkan pasar layanan ride hailing. Berdasarkan data Bank Dunia di tahun 2021, sebanyak 57% orang Indonesia tinggal di daerah perkotaan. “Orang perkotaan lebih mengutamakan kemudahan dan kepraktisan, namun bersedia membayar lebih,” kata riset tersebut.
Berdasarkan data Google, Temasek, Bain & Company di 2022, industri transportasi dan makanan di Indonesia masih dalam tren positif dengan proyeksi kenaikan 22% secara CAGR (Compound Annual Growth Rate) dari USD8 miliar di 2022 menjadi USD 15 miliar pada 2025.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda