Pemerintah Mendadak Umumkan Libur Iduladha 3 Hari, Pengusaha Keberatan
Rabu, 21 Juni 2023 - 14:47 WIB
JAKARTA - Pengusaha mengaku keberatan dengan keputusan pemerintah yang menetapkan libur dan cuti bersama Iduladha dari semula satu hari menjadi tiga hari. Terlebih lagi pengumumannya dinilai mendadak sehingga bisa mengganggu operasional industri.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Danang Girindrawardana menuturkan, seharusnya pemerintah bisa membuat perencanaan tentang libur bersama jauh-jauh hari. Sehingga, para pengusaha juga bisa mempersiapkan segala sesuatunya.
"Harusnya libur Iduladha kan sudah bisa diprediksi sejak 1-2 tahun sebelumnya. Dan mestinya perencanaan tentang libur itu bisa dilakukan setiap satu tahun sekali bukan satu minggu mendekati libur dikeluarkan," ujarnya saat ditemui MNC Portal Indonesia (MPI) di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (21/6/2023).
Menurut dia, perusahaan yang paling terasa dampaknya dari cuti bersama dadakan ini adalah industri padat karya. Pasalnya, produktivitas industri ini bergantung pada tenaga manusia.
Sehingga, jika ada cuti bersama, mau tidak mau para karyawan harus lembur untuk menyelesaikan target produksi. Imbasnya, pengusaha harus mengerluarkan biaya tambahan untuk membayar waktu lembur.
"Situasi yang sangat tidak sehat dan ini berulang secara terus menerus, pemerintah melahirkan policy-policy libur nasional secara dadakan,” tukasnya.
“Saya kira pemerintah tidak bersikap fair terhadap dunia usaha, dan hanya mementingkan pemikirannya sendiri tanpa melihat satu konsekuensi finansial yang terjadi," imbuh Danang.
Dia juga menilai, pemerintah egois dalam menetapkan kebijakan ini. Pasalnya, para pengusaha tidak diajak duduk bersama. Padahal, pihak yang paling terdampak dari kebijakan tersebut adalah pengusaha.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Danang Girindrawardana menuturkan, seharusnya pemerintah bisa membuat perencanaan tentang libur bersama jauh-jauh hari. Sehingga, para pengusaha juga bisa mempersiapkan segala sesuatunya.
"Harusnya libur Iduladha kan sudah bisa diprediksi sejak 1-2 tahun sebelumnya. Dan mestinya perencanaan tentang libur itu bisa dilakukan setiap satu tahun sekali bukan satu minggu mendekati libur dikeluarkan," ujarnya saat ditemui MNC Portal Indonesia (MPI) di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (21/6/2023).
Menurut dia, perusahaan yang paling terasa dampaknya dari cuti bersama dadakan ini adalah industri padat karya. Pasalnya, produktivitas industri ini bergantung pada tenaga manusia.
Sehingga, jika ada cuti bersama, mau tidak mau para karyawan harus lembur untuk menyelesaikan target produksi. Imbasnya, pengusaha harus mengerluarkan biaya tambahan untuk membayar waktu lembur.
"Situasi yang sangat tidak sehat dan ini berulang secara terus menerus, pemerintah melahirkan policy-policy libur nasional secara dadakan,” tukasnya.
“Saya kira pemerintah tidak bersikap fair terhadap dunia usaha, dan hanya mementingkan pemikirannya sendiri tanpa melihat satu konsekuensi finansial yang terjadi," imbuh Danang.
Dia juga menilai, pemerintah egois dalam menetapkan kebijakan ini. Pasalnya, para pengusaha tidak diajak duduk bersama. Padahal, pihak yang paling terdampak dari kebijakan tersebut adalah pengusaha.
Lihat Juga :
tulis komentar anda