Aliran Modal Asing Rp13 Triliun Kabur Tinggalkan Indonesia di Juni 2023
Kamis, 22 Juni 2023 - 16:03 WIB
JAKARTA - Akibat ketidakpastian pasar keuangan global yang semakin meningkat, Bank Indonesia (BI) mencatat modal asing yang keluar atau outflows sebesar USD0,87 miliar yang setara Rp13 triliun pada Juni 2023.
"Ini akibat peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global," ungkap Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers RDG BI di Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Sementara itu aliran masuk modal asing dalam bentuk portofolio pada triwulanan II 2023 sampai dengan 20 Juni 2023 masih mencatat net inflows sebesar USD0,13 miliar atau setara Rp1,94 triliun (kurs Rp14.951 per USD).
Perry juga mengatakan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) terus mendukung ketahanan eksternal. Transaksi berjalan triwulan II-2023 diprakirakan surplus didukung oleh berlanjutnya surplus neraca perdagangan.
"Dimana sampai dengan Mei 2023 tercatat sebesar USD4,4 miliar," ujar Perry.
Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Mei 2023 tetap tinggi tercatat sebesar USD139,3 miliar, setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Angka ini juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Perkembangan NPI yang positif diprakirakan berlanjut didukung transaksi berjalan yang diprakirakan terjaga sehat dalam kisaran surplus 0,4% sampai dengan defisit 0,4% dari PDB.
"Selain itu, neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan juga mencatat surplus, ditopang oleh aliran masuk modal asing, baik dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) maupun investasi portofolio, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional," pungkas Perry.
"Ini akibat peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global," ungkap Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers RDG BI di Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Sementara itu aliran masuk modal asing dalam bentuk portofolio pada triwulanan II 2023 sampai dengan 20 Juni 2023 masih mencatat net inflows sebesar USD0,13 miliar atau setara Rp1,94 triliun (kurs Rp14.951 per USD).
Perry juga mengatakan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) terus mendukung ketahanan eksternal. Transaksi berjalan triwulan II-2023 diprakirakan surplus didukung oleh berlanjutnya surplus neraca perdagangan.
"Dimana sampai dengan Mei 2023 tercatat sebesar USD4,4 miliar," ujar Perry.
Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Mei 2023 tetap tinggi tercatat sebesar USD139,3 miliar, setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Angka ini juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Perkembangan NPI yang positif diprakirakan berlanjut didukung transaksi berjalan yang diprakirakan terjaga sehat dalam kisaran surplus 0,4% sampai dengan defisit 0,4% dari PDB.
"Selain itu, neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan juga mencatat surplus, ditopang oleh aliran masuk modal asing, baik dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) maupun investasi portofolio, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional," pungkas Perry.
(akr)
tulis komentar anda