Kinerja BCA Syariah Tetap Moncer Meski Diadang Pandemi
Senin, 27 Juli 2020 - 15:14 WIB
JAKARTA - PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) berhasil membukukan pertumbuhan aset hingga Juni 2020 menjadi Rp8,5 triliun, atau naik sebesar 21,05% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/Yoy). Rata-rata pertumbuhan aset BCA Syariah selama tahun 2010-2019 (CAGR) sebesar 28,97%, tumbuh di atas rata-rata tahunan bank umum syariah yang tercatat sebesar 17,97%.
Direktur BCA Syariah Pranata, mengatakan pertumbuhan aset BCA Syariah di antaranya didukung oleh peningkatan penyaluran pembiayaan di Juni 2020 yang mencapai Rp5,7 triliun atau meningkat 16,2% secara yoy. ( Baca juga:Pak Jokowi, Ini Bahayanya Jika Perbankan Jor-joran Kasih Kredit )
"Komposisi pembiayaan didominasi penyaluran pembiayaan untuk segmen komersial sebesar Rp4,3 triliun dengan komposisi sebesar 76,4%. Diikuti oleh pembiayaan UMKM sebesar Rp1,2 triliun dengan komposisi 21,3% dari total pembiayaan," kata Pranata saat Pemaparan Kinerja BCA Syariah secara virtual di Jakarta Senin.
Adapun kualitas pembiayaan tetap terjaga dengan baik dengan non performing financing (NPF) gross di angka 0,69% dan NPF Net di angka 0,21%. Prinsip kehati-hatian yang diterapkan BCA Syariah dalam penyaluran pembiayaan juga tercermin dari tingkat loan at risk (LaR) BCA Syariah.
"Angkanya berada pada posisi 6,73%, turun dibandingkan Juni 2019 yang tercatat 6,82%," beber dia.
Sementara itu, profitabilitas perusahaan meningkat secara berkesinambungan dengan perolehan laba sebelum pajak di Juni 2020 sebesar Rp37,3 miliar, naik 8,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp34,3 miliar.
Sementara itu, laba setelah pajak tercatat sebesar Rp28 miliar. Di tengah likuiditas yang relatif ketat, BCA Syariah juga mampu meningkatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 7,46% menjadi sebesar Rp6,0 triliun per Juni 2020.
Direktur BCA Syariah Pranata, mengatakan pertumbuhan aset BCA Syariah di antaranya didukung oleh peningkatan penyaluran pembiayaan di Juni 2020 yang mencapai Rp5,7 triliun atau meningkat 16,2% secara yoy. ( Baca juga:Pak Jokowi, Ini Bahayanya Jika Perbankan Jor-joran Kasih Kredit )
"Komposisi pembiayaan didominasi penyaluran pembiayaan untuk segmen komersial sebesar Rp4,3 triliun dengan komposisi sebesar 76,4%. Diikuti oleh pembiayaan UMKM sebesar Rp1,2 triliun dengan komposisi 21,3% dari total pembiayaan," kata Pranata saat Pemaparan Kinerja BCA Syariah secara virtual di Jakarta Senin.
Adapun kualitas pembiayaan tetap terjaga dengan baik dengan non performing financing (NPF) gross di angka 0,69% dan NPF Net di angka 0,21%. Prinsip kehati-hatian yang diterapkan BCA Syariah dalam penyaluran pembiayaan juga tercermin dari tingkat loan at risk (LaR) BCA Syariah.
"Angkanya berada pada posisi 6,73%, turun dibandingkan Juni 2019 yang tercatat 6,82%," beber dia.
Sementara itu, profitabilitas perusahaan meningkat secara berkesinambungan dengan perolehan laba sebelum pajak di Juni 2020 sebesar Rp37,3 miliar, naik 8,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp34,3 miliar.
Sementara itu, laba setelah pajak tercatat sebesar Rp28 miliar. Di tengah likuiditas yang relatif ketat, BCA Syariah juga mampu meningkatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 7,46% menjadi sebesar Rp6,0 triliun per Juni 2020.
(uka)
tulis komentar anda