Rusia Dihujam Sanksi Bikin Banyak Negara Pulangkan Cadangan Emasnya
Selasa, 11 Juli 2023 - 15:24 WIB
LONDON - Semakin banyak negara yang memulangkan cadangan emas mereka, sebagai perlindungan dari dampak sanksi Barat yang dijatuhkan kepada Rusia . Hal ini berdasarkan survei Invesco terhadap bank sentral dan dana kekayaan negara yang diterbitkan awal pekan kemarin.
Guncangan pasar keuangan pada tahun lalu menyebabkan para otoritas moneter dan fiskal memikirkan kembali strategi mereka di tengah tren lonjakan inflasi dan ketegangan geopolitik yang terus membayangi.
Lebih dari 85% dari 85 dana kekayaan negara dan 57 bank sentral yang ikut serta dalam "Studi Manajemen Aset Berdaulat Global Invesco" meyakini bahwa inflasi bakal lebih tinggi dalam satu dekade mendatang, demikian dilansir Reuters, Senin (10/6/2023).
Emas dan obligasi pasar negara berkembang dipandang sebagai instrumen yang bagus. Namun pembekuan tahun lalu terhadap cadangan emas dan devisa Rusia senilai USD640 miliar oleh Barat tampaknya telah memicu pergeseran.
Survei menunjukkan "bagian substansial" dari bank sentral mengaku prihatin dengan preseden yang ada. Hampir 60% responden mengatakan, situasi saat ini membuat emas lebih menarik, sementara 68% menyimpan cadangan di dalam negeri dibandingkan dengan 50% pada tahun 2020.
Salah satu bank sentral, dikutip secara anonim, mengatakan: "Kami memang memilikinya (emas) yang disimpan di London ... Tapi sekarang kami telah mentransfernya kembali ke negara kami sendiri untuk disimpan sebagai aset safe haven dan menjaganya tetap aman."
Kepala lembaga Invesco, Rod Ringrow yang mengawasi laporan itu mengatakan, pandangan tersebut diyakini banyak negara secara luas. "'Jika itu emas saya, maka saya menginginkannya ada di negara saya' (telah) menjadi kaliam yang biasa kita dengar dalam setahun terakhir ini," katanya.
Guncangan pasar keuangan pada tahun lalu menyebabkan para otoritas moneter dan fiskal memikirkan kembali strategi mereka di tengah tren lonjakan inflasi dan ketegangan geopolitik yang terus membayangi.
Lebih dari 85% dari 85 dana kekayaan negara dan 57 bank sentral yang ikut serta dalam "Studi Manajemen Aset Berdaulat Global Invesco" meyakini bahwa inflasi bakal lebih tinggi dalam satu dekade mendatang, demikian dilansir Reuters, Senin (10/6/2023).
Emas dan obligasi pasar negara berkembang dipandang sebagai instrumen yang bagus. Namun pembekuan tahun lalu terhadap cadangan emas dan devisa Rusia senilai USD640 miliar oleh Barat tampaknya telah memicu pergeseran.
Survei menunjukkan "bagian substansial" dari bank sentral mengaku prihatin dengan preseden yang ada. Hampir 60% responden mengatakan, situasi saat ini membuat emas lebih menarik, sementara 68% menyimpan cadangan di dalam negeri dibandingkan dengan 50% pada tahun 2020.
Salah satu bank sentral, dikutip secara anonim, mengatakan: "Kami memang memilikinya (emas) yang disimpan di London ... Tapi sekarang kami telah mentransfernya kembali ke negara kami sendiri untuk disimpan sebagai aset safe haven dan menjaganya tetap aman."
Kepala lembaga Invesco, Rod Ringrow yang mengawasi laporan itu mengatakan, pandangan tersebut diyakini banyak negara secara luas. "'Jika itu emas saya, maka saya menginginkannya ada di negara saya' (telah) menjadi kaliam yang biasa kita dengar dalam setahun terakhir ini," katanya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda