TPST NTB Beroperasi, PLN EPI Dapat Pasokan Biomassa 300 Ton per Bulan
Kamis, 10 Agustus 2023 - 18:21 WIB
JAKARTA - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pemprov NTB) resmi mengoperasikan Tempat Pengolahan sampah Terpadu ( TPST ) RDF/SRF TPA Regional Kebon Kongok, NTB. Dengan beroperasinya TPST ini, PT PLN Energi Primer Indonesia ( PLN EPI ) mendapatkan tambahan pasokan biomassa sebanyak 300 ton per bulan.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menjelaskan, pihaknya sengaja menggandeng pemerintah kota maupun pemerintah provinsi untuk mengolah sampah kota menjadi bahan baku biomassa. Kerja sama tersebut dilakukan PLN EPI dalam rangka memastikan keamanan pasokan biomassa untuk pembangkit, juga mendukung upaya penanganan sampah kota.
"Langkah ini dilakukan selain untuk memastikan pasokan biomassa, juga untuk mengatasi persoalaan sampah kota di masyarakat. Dengan begitu, selain mengurangi ketergantungan akan bahan bakar fosil, juga untuk menjaga lingkungan jadi lebih bersih," ujar Iwan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (10/8/2023).
TPST Kebon Kongok mengolah sampah sebanyak 120 ton per hari dari volume sampah total 300 ton per hari. Hasil pengolahan sampah ini menjadi bahan bakar biomassa co-firing untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang. RDF plant TPST Kebun Kongok akan memproduksi biomassa 10-20 ton per hari, yang akan menambah pasokan biomassa PLTU Jeranjang sebanyak 300 ton per bulan.
Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah menjelaskan, dengan TPST ini maka pemerintah provinsi berupaya mengatasi persoalan sampah kota. Tak hanya itu, kata dia, pengelolaan sampah yang efektif dan bahkan dijadikan biomassa yang bernilai ekonomi juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
"NTB adalah provinsi yang sadar betul bahwa mengelola lingkungan adalah kebutuhan. Peresmian TPST ini mengobati perjuangan panjang pengelolaan sampah kita. Ini tidak boleh sia-sia, ini amanah yang harus betul-betul kita kawal agar berproduksi dengan baik dan kapasitasnya dari waktu-ke waktu bisa terus meningkat," tutur Sitti.
Beroperasinya TPST RDF/SRF menjadi bentuk industrialisasi diharapkan bisa mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA. Pemerintah NTB, tegas dia, mendukung upaya industrialisasi, termasuk di bidang persampahan. Tahun ini, kata dia, Pemerintah NTB juga telah meresmikan pabrik block solution untuk mengolah sampah plastik menjadi bata.
"Industrialisasi di bidang persampahan ini selain menyelamatkan lingkungan, juga mampu memberikan nilai ekonomi yang lebih kepada masyarakat yang berkecimpung di dalamnya," tandasnya.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara menjelaskan, pihaknya sengaja menggandeng pemerintah kota maupun pemerintah provinsi untuk mengolah sampah kota menjadi bahan baku biomassa. Kerja sama tersebut dilakukan PLN EPI dalam rangka memastikan keamanan pasokan biomassa untuk pembangkit, juga mendukung upaya penanganan sampah kota.
"Langkah ini dilakukan selain untuk memastikan pasokan biomassa, juga untuk mengatasi persoalaan sampah kota di masyarakat. Dengan begitu, selain mengurangi ketergantungan akan bahan bakar fosil, juga untuk menjaga lingkungan jadi lebih bersih," ujar Iwan dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (10/8/2023).
TPST Kebon Kongok mengolah sampah sebanyak 120 ton per hari dari volume sampah total 300 ton per hari. Hasil pengolahan sampah ini menjadi bahan bakar biomassa co-firing untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang. RDF plant TPST Kebun Kongok akan memproduksi biomassa 10-20 ton per hari, yang akan menambah pasokan biomassa PLTU Jeranjang sebanyak 300 ton per bulan.
Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah menjelaskan, dengan TPST ini maka pemerintah provinsi berupaya mengatasi persoalan sampah kota. Tak hanya itu, kata dia, pengelolaan sampah yang efektif dan bahkan dijadikan biomassa yang bernilai ekonomi juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
"NTB adalah provinsi yang sadar betul bahwa mengelola lingkungan adalah kebutuhan. Peresmian TPST ini mengobati perjuangan panjang pengelolaan sampah kita. Ini tidak boleh sia-sia, ini amanah yang harus betul-betul kita kawal agar berproduksi dengan baik dan kapasitasnya dari waktu-ke waktu bisa terus meningkat," tutur Sitti.
Beroperasinya TPST RDF/SRF menjadi bentuk industrialisasi diharapkan bisa mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA. Pemerintah NTB, tegas dia, mendukung upaya industrialisasi, termasuk di bidang persampahan. Tahun ini, kata dia, Pemerintah NTB juga telah meresmikan pabrik block solution untuk mengolah sampah plastik menjadi bata.
"Industrialisasi di bidang persampahan ini selain menyelamatkan lingkungan, juga mampu memberikan nilai ekonomi yang lebih kepada masyarakat yang berkecimpung di dalamnya," tandasnya.
(fjo)
tulis komentar anda