Gara-gara Kudeta, Proyek China Senilai Rp12 Triliun di Niger Terancam Mangkrak
Jum'at, 11 Agustus 2023 - 13:12 WIB
JAKARTA - Gara-gara kudeta di Niger, perusahaan konstruksi China kena getahnya. Seperti dilaporkan Reuters, China Gezhouaba Group Co Ltd, perusahaan konstruksi dan rekayasa yang berbasis di Wuhan, telah menangguhkan pembangunan bendungan untuk pembangkit listrik tenaga air Kandadji di Niger.
Dalam sebuah surat yang diketahui Reutres, China Gezhouaba Group Co Ltd menghentikan sementara proyek tersebut setelah sanksi terkait kudeta menyetop sumber pendanaan utama.
Proyek senilai USD808 juta atau Rp12,1 triliun (kurs Rp15.000) itu terletak sekitar 180 kilometer barat laut Ibu Kota Niamey. Bendungan direncanakan memiliki kapasitas 130 MW dan juga menyediakan irigasi dan meningkatkan ketahanan pangan di salah satu negara termiskin di dunia itu.
"Kami mendapati diri kami terpaksa menghentikan semua kegiatan konstruksi kami," kata China Gezhouaba Group dalam sepucuk surat kepada badan inspeksi pekerjaan setempat tertanggal 7 Agustus, dikutip dari Reuters, Jumat (11/8/2023).
Surat itu mengatakan pengambilalihan militer pada 26 Juli dan sanksi ekonomi berikutnya menyebabkan perusahaan menyatakan kondisi force majeure pada proyek tersebut.
China Gezhouaba, menambahkan kontrak lokal akan dihentikan secara progresif setelah gaji dibayarka. Perusahaan juga berjanji untuk memberikan prioritas kepada karyawan yang untuk dipekerjakan kembali setelah konstruksi dilanjutkan.
Baca Juga
Dalam sebuah surat yang diketahui Reutres, China Gezhouaba Group Co Ltd menghentikan sementara proyek tersebut setelah sanksi terkait kudeta menyetop sumber pendanaan utama.
Proyek senilai USD808 juta atau Rp12,1 triliun (kurs Rp15.000) itu terletak sekitar 180 kilometer barat laut Ibu Kota Niamey. Bendungan direncanakan memiliki kapasitas 130 MW dan juga menyediakan irigasi dan meningkatkan ketahanan pangan di salah satu negara termiskin di dunia itu.
"Kami mendapati diri kami terpaksa menghentikan semua kegiatan konstruksi kami," kata China Gezhouaba Group dalam sepucuk surat kepada badan inspeksi pekerjaan setempat tertanggal 7 Agustus, dikutip dari Reuters, Jumat (11/8/2023).
Surat itu mengatakan pengambilalihan militer pada 26 Juli dan sanksi ekonomi berikutnya menyebabkan perusahaan menyatakan kondisi force majeure pada proyek tersebut.
Baca Juga
China Gezhouaba, menambahkan kontrak lokal akan dihentikan secara progresif setelah gaji dibayarka. Perusahaan juga berjanji untuk memberikan prioritas kepada karyawan yang untuk dipekerjakan kembali setelah konstruksi dilanjutkan.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda