Panas Bumi juga Bisa Dimanfaatkan untuk Panaskan Industri Lainnya
Kamis, 30 Juli 2020 - 12:32 WIB
JAKARTA - Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) Laode Sulaiman, mengatakan Indonesia memiliki cadangan yang cukup besar atas sumber energi panas bumi . Cadangan panas bumi Indonesia mencapai 23,9 giga watt (GW).
"Dengan potensi yang besar ini, Indonesia harus bisa memanfaatkan panas bumi. Tidak hanya sebagai sumber energi pembangkit listrik, namun juga untuk kegiatan perekonomian masyarakat," ujarnya dalam siaran pers, Kamis (30/7/2020).
Pada kesempatan yang sama, President Director of Jacobs Indonesia Tim Anderson mengatakan, panas bumi diharapkan mampu mendongkrak realisasi bauran energi dari energi baru dan terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 nanti. ( Baca juga:Tarif Tidak Naik, Penjualan Listrik PLN Capai Rp135,41 Triliun Saat Pandemi )
"Selain pemanfaatannya yang tidak bergantung kepada bahan bakar, panas bumi juga bersifat ramah lingkungan serta berperan penting dalam kontribusi pengembangan infrastruktur daerah dan perekonomian di wilayah sekitar," paparnya.
Menurut Anderson, panas bumi yang merupakan energi ramah lingkungan juga diharapkan mampu berperan penting dalam usaha mengurangi gas rumah kaca di Indonesia. Di samping menghasilkan listrik, energi gheotermal juga bisa digunakan untuk pompa pemanas, alat mandi, pemanas ruangan, rumah kaca untuk tanaman, dan proses-proses industri lainnya.
Meski jumlahnya masif, ungkap Anderson, hanya panas bumi yang bersuhu sekitar 225 derajat Fahrenheit atau 107,2 derajat Celcius yang dapat menghasilkan listrik.
"Sementara, panas bumi bersuhu rendah dapat dimanfaatkan untuk pemanasan dan aplikasi di sektor lainnya," tandasnya.
"Dengan potensi yang besar ini, Indonesia harus bisa memanfaatkan panas bumi. Tidak hanya sebagai sumber energi pembangkit listrik, namun juga untuk kegiatan perekonomian masyarakat," ujarnya dalam siaran pers, Kamis (30/7/2020).
Pada kesempatan yang sama, President Director of Jacobs Indonesia Tim Anderson mengatakan, panas bumi diharapkan mampu mendongkrak realisasi bauran energi dari energi baru dan terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 nanti. ( Baca juga:Tarif Tidak Naik, Penjualan Listrik PLN Capai Rp135,41 Triliun Saat Pandemi )
"Selain pemanfaatannya yang tidak bergantung kepada bahan bakar, panas bumi juga bersifat ramah lingkungan serta berperan penting dalam kontribusi pengembangan infrastruktur daerah dan perekonomian di wilayah sekitar," paparnya.
Menurut Anderson, panas bumi yang merupakan energi ramah lingkungan juga diharapkan mampu berperan penting dalam usaha mengurangi gas rumah kaca di Indonesia. Di samping menghasilkan listrik, energi gheotermal juga bisa digunakan untuk pompa pemanas, alat mandi, pemanas ruangan, rumah kaca untuk tanaman, dan proses-proses industri lainnya.
Meski jumlahnya masif, ungkap Anderson, hanya panas bumi yang bersuhu sekitar 225 derajat Fahrenheit atau 107,2 derajat Celcius yang dapat menghasilkan listrik.
"Sementara, panas bumi bersuhu rendah dapat dimanfaatkan untuk pemanasan dan aplikasi di sektor lainnya," tandasnya.
(uka)
tulis komentar anda