5 CEO yang Dibayar Fantastis di Amerika, Juaranya Orang India Kantongi Rp3,37 Triliun
Senin, 21 Agustus 2023 - 12:33 WIB
Bos Peloton Interactive, perusahaan peralatan olahraga, ini menerima bayaran USD168 juta atau Rp2,52 triliun. Pria kelahiran tahun 1953 di San Francisco ini mengenyam pendidikan di Williams College dan Wharton Business School.
Barry memulai kariernya sebagai CEO di perusahaan perangkat lunak musik Music Choice pada tahun 1993. Dia bekerja di industri tersebut selama lebih dari enam tahun dan kemudian keluar untuk bergabung Spotify dan Netflix sebagai CFO.
3. George Kurtz
CEO CrowdStrike Holdings--perusahaan teknologi keamanan siber Amerika yang berbasis di Austin, Texas-- ini menerima penghasilan USD147 juta atau Rp2,2 triliun di 2022. George Kurtz yang lahir pada 5 Mei 1965 merupakan salah satu pendiri CrowdStrike. Dia juga merupakan seorang pembalap Amerika. Kurtz dibesarkan di Parsippany-Troy Hills, New Jersey, dan bersekolah di Parsippany High School. Dia mengaku mulai memprogram video game ketika duduk di kelas empat.
4. Safra Catz
Safra menjadi perempuan CEO yang memiliki gaji dan penghasilan terbesar di Amerika. Menjadi bos Oracle Corporation, perusahaan teknologi komputer multinasional, Safra Catz menerima penghargaan Rp2,2 triliun di 2022, atau sama dengan George Kurtz.
Safra Ada Catz nama lengkapnya lahir pada 1 Desember 1961 dan juga seorang bankir. Dia telah menjadi eksekutif di Oracle sejak April 1999. Pada April 2011, dia ditunjuk sebagai co-president dan chief financial officer (CFO), yang melapor ke pendiri perusahaan, Larry Ellison--orang terkaya Yahudi sejagat.
Catz lahir di Holon, Israel, dari orang tua Yahudi. Ayahnya adalah seorang imigran dari Rumania. Dia pindah dari Israel ke Brookline, Massachusetts, pada usia enam tahun. Catz lulus dari Brookline High School dan meraih gelar sarjana dari Wharton School of the University of Pennsylvania pada tahun 1983 dan J.D. dari University of Pennsylvania Law School pada tahun 1986.
5. Michael Rapino
CEO Live Nation Entertainment ini menerima bayaran USD139 juta atau sekitar Rp2 triliun. Pada akhir 1990-an, Rapino ikut mendirikan Core Audience Entertainment, sebuah perusahaan promosi konser, dan kemudian memegang beberapa peran di Clear Channel Entertainment. Dia diangkat sebagai CEO Live Nation pada tahun 2005.
Barry memulai kariernya sebagai CEO di perusahaan perangkat lunak musik Music Choice pada tahun 1993. Dia bekerja di industri tersebut selama lebih dari enam tahun dan kemudian keluar untuk bergabung Spotify dan Netflix sebagai CFO.
3. George Kurtz
CEO CrowdStrike Holdings--perusahaan teknologi keamanan siber Amerika yang berbasis di Austin, Texas-- ini menerima penghasilan USD147 juta atau Rp2,2 triliun di 2022. George Kurtz yang lahir pada 5 Mei 1965 merupakan salah satu pendiri CrowdStrike. Dia juga merupakan seorang pembalap Amerika. Kurtz dibesarkan di Parsippany-Troy Hills, New Jersey, dan bersekolah di Parsippany High School. Dia mengaku mulai memprogram video game ketika duduk di kelas empat.
4. Safra Catz
Safra menjadi perempuan CEO yang memiliki gaji dan penghasilan terbesar di Amerika. Menjadi bos Oracle Corporation, perusahaan teknologi komputer multinasional, Safra Catz menerima penghargaan Rp2,2 triliun di 2022, atau sama dengan George Kurtz.
Safra Ada Catz nama lengkapnya lahir pada 1 Desember 1961 dan juga seorang bankir. Dia telah menjadi eksekutif di Oracle sejak April 1999. Pada April 2011, dia ditunjuk sebagai co-president dan chief financial officer (CFO), yang melapor ke pendiri perusahaan, Larry Ellison--orang terkaya Yahudi sejagat.
Catz lahir di Holon, Israel, dari orang tua Yahudi. Ayahnya adalah seorang imigran dari Rumania. Dia pindah dari Israel ke Brookline, Massachusetts, pada usia enam tahun. Catz lulus dari Brookline High School dan meraih gelar sarjana dari Wharton School of the University of Pennsylvania pada tahun 1983 dan J.D. dari University of Pennsylvania Law School pada tahun 1986.
5. Michael Rapino
CEO Live Nation Entertainment ini menerima bayaran USD139 juta atau sekitar Rp2 triliun. Pada akhir 1990-an, Rapino ikut mendirikan Core Audience Entertainment, sebuah perusahaan promosi konser, dan kemudian memegang beberapa peran di Clear Channel Entertainment. Dia diangkat sebagai CEO Live Nation pada tahun 2005.
tulis komentar anda