Ini Bisnis yang Moncer Saat Gaya Hidup Stay At Home Berlangsung

Rabu, 29 April 2020 - 19:49 WIB
Gaya hidup baru Stay at Home memunculkan peluang bisnis baru berupa Stay at Home Business. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Pandemi Covid-19 menciptakan sebuah gaya hidup baru yang menuntut masyarakat beradaptasi dengan tetap menjalankan kegiatan di rumah, yaitu Stay at Home. Gaya hidup baru ini diprediksi akan menjadi the new normal atau kenormalan baru hingga pandemi berakhir dan bahkan periode setelahnya.

"Yang menarik, dalam kondisi ini, ekonomi yang bisa hidup hanyalah Stay At Home Economy. Yang mau bisnis dan cashflow-nya tetap berjalan hanya bisa dengan Stay At Home Business, ini dengan asumsi dimana kita tidak bisa keluar rumah sama sekali," ungkap Pakar Marketing sekaligus Managing Partner Inventure, Yuswohady dalam Instagram TV Live Sindonews di Jakarta, Rabu (29/4/2020).

Pria yang akrab dipanggil Siwo ini mengatakan bahwa muncul bisnis-bisnis yang booming akibat perubahan pola dan gaya hidup masyarakat dengan adanya Stay At Home ini. "Saya sebut golongan ini sebagai the rising business, seperti contohnya groceries (kebutuhan pokok) dan e-commerce. Survei mengatakan bahwa pembelian tertinggi konsumen adalah groceries dan alat kebutuhan kesehatan. Bahkan pembelian barang elektronik dan handphone pun sekarang lebih diminati lewat e-commerce," ujarnya.



Ia melanjutkan, dengan maraknya e-commerce, tentunya bisnis logistik ikut meningkat drastis. Hal ini dikarenakan sistem pengiriman barang oleh e-commerce semua melalui logistik. Peningkatan serupa juga terjadi di bisnis food delivery, karena makanan merupakan kebutuhan pokok dan jasa pengantaran makanan ini tidak mengharuskan masyarakat untuk makan di restoran atau melakukan kontak langsung.

"Kemudian remote working, termasuk bisnis video conference, karena situasi kerja dirumah yang akan menjadi the new normal. Pekerjaan-pekerjaan yang berbasis data akan sering dilakukan di rumah. Saya ramalkan startup remote working pun akan muncul dalam waktu dekat ini," tambah Siwo. Melengkapi bisnis video conference, bisnis cloud service mengalami peningkatan, karena permintaan data storage turut meningkat.

Bisnis streaming service pun melonjak tajam. Tutupnya bioskop, batalnya konser musik, dan hiburan-hiburan lainnya mendorong penggunaan streaming service seperti Netflix meningkat tajam. Hal ini dapat dilihat dengan melonjaknya saham Netflix.

"Yang menarik juga adalah bisnis telemedicine. Kenapa? Bisnis ini sudah ada lumayan lama, tapi tidak populer di masyarakat. Dengan pandemi Covid-19, menjadi blessing in disguise untuk mereka, karena sebelumnya mereka sudah beredar tetapi adopsi oleh konsumen kurang. Saya juga prediksi unicorn berikutnya akan datang dari bisnis telemedicine," ungkap Siwo.
(fai)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More