China Krisis Air Bersih, Berencana Impor dari Kyrgyzstan
Selasa, 22 Agustus 2023 - 16:17 WIB
BISHKEK - Kyrgyzstan siap mengekspor air minum dari gletsernya, seperti disampaikan oleh Perdana Menteri Akylbek Zhaparov selama kunjungannya ke China minggu ini. Chairman Perusahaan Air Mineral Qingdao Laoshan , Wang Da melihat potensi sumber daya air di negara itu belum tergarap maksimal.
"Kami berdiri di sumber gletser dan siap untuk mengekspor air minum jernih ke China, negara-negara Eropa dan Asia," kata Zhaparov.
Ia juga menambahkan, bahwa negara dapat sangat diuntungkan dari perusahaan seperti Laoshan. Perusahaan ini merupakan produsen dan distributor minuman utama China, yang memproduksi air kemasan, air bersih, hingga minuman ringan.
Wang Da menyatakan, minatnya pada prospek mengimpor air dari Kyrgyzstan ke China, dan kemudian ke pasar Eropa. Setelah pembicaraan, para pihak sepakat untuk menjadwalkan pertemuan lebih lanjut untuk membahas ide dan menyusun rencana.
Seperti diketahui China telah lama menghadapi krisis kekurangan air . Menurut Earth.org, China merupakan rumah bagi 20% dari populasi global, tetapi hanya memiliki akses ke 6% dari sumber daya air tawar dunia.
Perubahan iklim dan polusi industri juga membebani pasokan air China. Menurut data pemerintah Cina, total penggunaan air nasional melonjak sebesar 9% antara periode tahun 2000 dan 2015, dan emisi air limbah tumbuh lebih dari 50%.
Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah meluncurkan sejumlah proyek yang bertujuan untuk meningkatkan distribusi air di seluruh wilayah. Selain itu China juga memperkenalkan langkah-langkah penghematan air termasuk proyek "kota spons" yang dirancang untuk mengumpulkan dan mendaur ulang air hujan.
Sementara itu Kyrgyzstan menawarkan lebih dari 9.900 gletser dan salju abadi yang membentang sekitar 6.680 kilometer persegi, menurut data yang berdasarkan pada citra satelit dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Gletser membentuk sekitar 3,3% dari total luas wilayah negara itu dan diperkirakan mengandung sekitar 600 miliar meter kubik air. Namun menurut laporan media lokal, Kyrgyzstan juga sering menghadapi kekurangan air karena distribusi air yang tidak memadai dan kurangnya infrastruktur, seperti sumur air teknis dan waduk air minum.
Baru bulan lalu, beberapa lingkungan di ibukota Bishkek menjadi sasaran penjatahan air. Pihak berwenang mengklaim masalah itu disebabkan oleh mata air yang sangat dingin. Karena suhu dingin, gletser tidak mencair tepat waktu, dan tingkat air di sumur air Orto-Alysh yang memasok kota turun ke tingkat yang sangat rendah.
"Kami berdiri di sumber gletser dan siap untuk mengekspor air minum jernih ke China, negara-negara Eropa dan Asia," kata Zhaparov.
Ia juga menambahkan, bahwa negara dapat sangat diuntungkan dari perusahaan seperti Laoshan. Perusahaan ini merupakan produsen dan distributor minuman utama China, yang memproduksi air kemasan, air bersih, hingga minuman ringan.
Wang Da menyatakan, minatnya pada prospek mengimpor air dari Kyrgyzstan ke China, dan kemudian ke pasar Eropa. Setelah pembicaraan, para pihak sepakat untuk menjadwalkan pertemuan lebih lanjut untuk membahas ide dan menyusun rencana.
Baca Juga
Seperti diketahui China telah lama menghadapi krisis kekurangan air . Menurut Earth.org, China merupakan rumah bagi 20% dari populasi global, tetapi hanya memiliki akses ke 6% dari sumber daya air tawar dunia.
Perubahan iklim dan polusi industri juga membebani pasokan air China. Menurut data pemerintah Cina, total penggunaan air nasional melonjak sebesar 9% antara periode tahun 2000 dan 2015, dan emisi air limbah tumbuh lebih dari 50%.
Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah meluncurkan sejumlah proyek yang bertujuan untuk meningkatkan distribusi air di seluruh wilayah. Selain itu China juga memperkenalkan langkah-langkah penghematan air termasuk proyek "kota spons" yang dirancang untuk mengumpulkan dan mendaur ulang air hujan.
Sementara itu Kyrgyzstan menawarkan lebih dari 9.900 gletser dan salju abadi yang membentang sekitar 6.680 kilometer persegi, menurut data yang berdasarkan pada citra satelit dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Gletser membentuk sekitar 3,3% dari total luas wilayah negara itu dan diperkirakan mengandung sekitar 600 miliar meter kubik air. Namun menurut laporan media lokal, Kyrgyzstan juga sering menghadapi kekurangan air karena distribusi air yang tidak memadai dan kurangnya infrastruktur, seperti sumur air teknis dan waduk air minum.
Baru bulan lalu, beberapa lingkungan di ibukota Bishkek menjadi sasaran penjatahan air. Pihak berwenang mengklaim masalah itu disebabkan oleh mata air yang sangat dingin. Karena suhu dingin, gletser tidak mencair tepat waktu, dan tingkat air di sumur air Orto-Alysh yang memasok kota turun ke tingkat yang sangat rendah.
(akr)
tulis komentar anda