ASEAN-Jepang Kolaborasi Hadapi Dampak Negatif Covid-19
Kamis, 30 Juli 2020 - 21:59 WIB
JAKARTA - Para Menteri Ekonomi ASEAN dan Jepang (ASEAN Economic Ministers Minister of Economy, Trade, and Industry of Japan/AEM-METI) bertemu secara virtual pada The Special AEM-METI Meeting. Pertemuan itu untuk membahas langkah-langkah menghadapi dampak negatif pandemi Covid-19, khususnya dalam bidang ekonomi.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto yang menghadiri pertemuan tersebut mengatakan, para menteri saling bertukar pandangan terkait upaya-upaya yang telah dilakukan dalam meminimalisir penyebaran Covid-19 dan memulihkan aktivitas ekonomi masing-masing.
Pada pertemuan tersebut para menteri mengesahkan ASEAN-Japan Economic Resilience Action Plan sebagai tindak lanjut Joint Statement on Initiatives on Economic Resilience in Response to the Corona Virus Disease (COVID19) Outbreak yang telah dipublikasikan pada 22 April 2020.
"Rencana aksi ini mencakup lebih dari 50 aktivitas kerja sama yang bertujuan memitigasi dampak pandemi Covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi di kawasan," ungkap Agus dalam keterangan resminya, Kamis (30/7/2020).
(Baca Juga: Satgas PEN Dorong Percepatan Perbaikan Ekonomi Lewat UMKM)
Beberapa kerja sama yang tercakup dalam rencana aksi tersebut dan dapat dilakukan untuk memulihkan ekonomi ASEAN, antara lain meningkatkan kerja sama dan kolaborasi; menjamin keterbukaan pasar, meningkatkan fasilitasi dan arus perdagangan, khususnya barang penting (essential goods) dan produk medis. Serta menghindari penerapan hambatan-hambatan nontarif yang tidak diperlukan.
Selain itu, dukungan finansial perlu diberikan kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terdampak sangat signifikan akibat pandemi Covid-19. Mendag Agus mengungkapkan, para menteri juga menugaskan para Pejabat Ekonomi Senior ASEAN dan Jepang untuk mengawal implementasi seluruh aktivitas dalam rencana aksi tersebut.
(Baca Juga: Pulihkan Ekonomi, ASEAN Sepakat Tingkatkan Sinergi Pemerintah dan Swasta)
"Indonesia berkomitmen terhadap berbagai aktivitas bersama dalam mendukung berbagai upaya pemulihan ekonomi guna menghidupkan kembali rantai pasok regional," pungkas Agus.
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto yang menghadiri pertemuan tersebut mengatakan, para menteri saling bertukar pandangan terkait upaya-upaya yang telah dilakukan dalam meminimalisir penyebaran Covid-19 dan memulihkan aktivitas ekonomi masing-masing.
Pada pertemuan tersebut para menteri mengesahkan ASEAN-Japan Economic Resilience Action Plan sebagai tindak lanjut Joint Statement on Initiatives on Economic Resilience in Response to the Corona Virus Disease (COVID19) Outbreak yang telah dipublikasikan pada 22 April 2020.
"Rencana aksi ini mencakup lebih dari 50 aktivitas kerja sama yang bertujuan memitigasi dampak pandemi Covid-19 terhadap pertumbuhan ekonomi di kawasan," ungkap Agus dalam keterangan resminya, Kamis (30/7/2020).
(Baca Juga: Satgas PEN Dorong Percepatan Perbaikan Ekonomi Lewat UMKM)
Beberapa kerja sama yang tercakup dalam rencana aksi tersebut dan dapat dilakukan untuk memulihkan ekonomi ASEAN, antara lain meningkatkan kerja sama dan kolaborasi; menjamin keterbukaan pasar, meningkatkan fasilitasi dan arus perdagangan, khususnya barang penting (essential goods) dan produk medis. Serta menghindari penerapan hambatan-hambatan nontarif yang tidak diperlukan.
Selain itu, dukungan finansial perlu diberikan kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang terdampak sangat signifikan akibat pandemi Covid-19. Mendag Agus mengungkapkan, para menteri juga menugaskan para Pejabat Ekonomi Senior ASEAN dan Jepang untuk mengawal implementasi seluruh aktivitas dalam rencana aksi tersebut.
(Baca Juga: Pulihkan Ekonomi, ASEAN Sepakat Tingkatkan Sinergi Pemerintah dan Swasta)
"Indonesia berkomitmen terhadap berbagai aktivitas bersama dalam mendukung berbagai upaya pemulihan ekonomi guna menghidupkan kembali rantai pasok regional," pungkas Agus.
(fai)
tulis komentar anda