Mentan Instruksikan Percepatan Tanam Saat Panen Jagung di Jeneponto
Kamis, 30 Juli 2020 - 22:57 WIB
Kelompok Tani Juluboritta, Jusman menuturkan penyuluhnya sangat pro aktif dalam membina petani bahkan memberikan informasi perkembangan harga jagung. "Kami sangat berterima kasih kepada PPL, beliau sangat banyak membantu kami, dalam satu pekan rata-tata 2 kali berkunjung ke Kelompok Kami," tutur Jusman.
Menurut Jusman kebiasaan yang dilakukan kelompoknya dalam 1 tahun rata-rata menanam 3 kali, yaitu padi, jagung dan palawija. Karena tahun ini terlambat hujan sehingga penanaman padi tertunda yang mengakibatkan tanaman lainnya ikut tertunda.
Lebih lanjut Jusman menjelaskan bahwa musim tanam jagung yang sebelumnya, harga jagung di kelompoknya dibeli pada kisaran Rp.3.000 - Rp. 3.800, bahkan harga jual terakhir normal di Rp. 3.800 sehingga dia sempat menikmati harga yang bagus.
Penyuluh Pertanian yang bertugas di Desa Kalelayu, Kurniati, SP menjelaskan luas areal yang ditanami jagung di wilayahnya seluas 300 Ha, sedangkan Varietas yang ditanam diantaranya adalah Bisi 18, Pertiwi, Asia 92 dengan produktivitas rata-rata 7-8 ton per Ha.
Secara terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa BPPSDMP akan memaksimalkan peranan PPL di seluruh BPP Kostratani agar ikut membantu petani dalam semua proses agribisnis.
"Kostratani akan dimaksimalkan agar mengawal seluruh proses agribisnis di lapangan, Mulai dari hulu sampai ke hilur. Penyuluh di setiap kostratani harus memahami semua proses agribisnis, memahami komoditas yang bagus dan menguntungkan bagi petani, termasuk mampu memfasilitasi agar setiap petani binaannya mendapatkan harga yang layak dari setiap komoditas yang dibudidayakan”, kata Dedi.
Menurut Dedi Penyuluh harus mengawal dan membina cara pengolahan pascapanen yang baik sehingga kualitas produk, khususnya kadar air sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain Menteri Pertanian dan Bupati Jeneponto, turut hadir Dandim Jeneponto, Kapolres Jeneponto, dan Komisi IV DPR RI.
Menurut Jusman kebiasaan yang dilakukan kelompoknya dalam 1 tahun rata-rata menanam 3 kali, yaitu padi, jagung dan palawija. Karena tahun ini terlambat hujan sehingga penanaman padi tertunda yang mengakibatkan tanaman lainnya ikut tertunda.
Lebih lanjut Jusman menjelaskan bahwa musim tanam jagung yang sebelumnya, harga jagung di kelompoknya dibeli pada kisaran Rp.3.000 - Rp. 3.800, bahkan harga jual terakhir normal di Rp. 3.800 sehingga dia sempat menikmati harga yang bagus.
Penyuluh Pertanian yang bertugas di Desa Kalelayu, Kurniati, SP menjelaskan luas areal yang ditanami jagung di wilayahnya seluas 300 Ha, sedangkan Varietas yang ditanam diantaranya adalah Bisi 18, Pertiwi, Asia 92 dengan produktivitas rata-rata 7-8 ton per Ha.
Secara terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa BPPSDMP akan memaksimalkan peranan PPL di seluruh BPP Kostratani agar ikut membantu petani dalam semua proses agribisnis.
"Kostratani akan dimaksimalkan agar mengawal seluruh proses agribisnis di lapangan, Mulai dari hulu sampai ke hilur. Penyuluh di setiap kostratani harus memahami semua proses agribisnis, memahami komoditas yang bagus dan menguntungkan bagi petani, termasuk mampu memfasilitasi agar setiap petani binaannya mendapatkan harga yang layak dari setiap komoditas yang dibudidayakan”, kata Dedi.
Menurut Dedi Penyuluh harus mengawal dan membina cara pengolahan pascapanen yang baik sehingga kualitas produk, khususnya kadar air sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain Menteri Pertanian dan Bupati Jeneponto, turut hadir Dandim Jeneponto, Kapolres Jeneponto, dan Komisi IV DPR RI.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda