UMKM Harus Jeli Manfaatkan Peluang Usaha di KTT ASEAN
Rabu, 06 September 2023 - 21:49 WIB
JAKARTA - Sektor usaha mikro, kecil, dan menengah ( UMKM ) bisa naik kelas pada tahap permodalan yang lebih besar dengan memanfaatkan momentum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN. Sekretaris Jenderal BPP HIPMI Anggawira mengatakan, pertemuan KTT ASEAN diawali dengan berbagai forum dan side events menjadi momentum memperluas jaringan kerja sama sektor UMKM.
“Ini jadi tantangan buat kita karena semua peluang investasi harus bisa ditangkap oleh sektor usaha. Untuk UMKM yang paling penting daya saing dengan memainkan semua lini, salah satunya lewat marketing, lewat social media,” papar Anggawira, di Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Menurutnya, dari sisi permodalan, sektor UMKM juga harus jeli melihat peluang dengan menggelar berbagai karya dan inovasi pada pertemuan-pertemuan bisnis. Selain itu memahami kepetingan investor dari hulu ke hilir.
"Terdengar standar atau mendasar, namun masih sering saya temui teman-teman UMKM belum lengkap dari segi ini. Selanjutnya, dałam konteks Indonesia maupun ASEAN, yang selalu saya ulang di mana pun adalah semangat kolaborasi antar-sektor, antar negara,” ungkapnya.
Anggawira menambahkan, negara-negara ASEAN merupakan penerima investasi asing langsung (FDI) terbesar ke-2 di dunia. FDI ke ASEAN meningkat 5%, menyentuh USD224,2 miliar atau mencapai Rp3.407 triliun (kurs Rp15.200).
Angka ini menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah ASEAN. Sebanyak 60% investasi ASEAN masuk ke Indonesia pada tahun 2022, namun hanya kurang dari 1% yang dinikmati oleh penduduk ASEAN secara umum.
“Karena itu, ini kesempatan besar melihat FDI ASEAN tahun lalu yang masuk begitu besar namun belum berdampak secara regional,” pungkas Anggawira.
“Ini jadi tantangan buat kita karena semua peluang investasi harus bisa ditangkap oleh sektor usaha. Untuk UMKM yang paling penting daya saing dengan memainkan semua lini, salah satunya lewat marketing, lewat social media,” papar Anggawira, di Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Menurutnya, dari sisi permodalan, sektor UMKM juga harus jeli melihat peluang dengan menggelar berbagai karya dan inovasi pada pertemuan-pertemuan bisnis. Selain itu memahami kepetingan investor dari hulu ke hilir.
"Terdengar standar atau mendasar, namun masih sering saya temui teman-teman UMKM belum lengkap dari segi ini. Selanjutnya, dałam konteks Indonesia maupun ASEAN, yang selalu saya ulang di mana pun adalah semangat kolaborasi antar-sektor, antar negara,” ungkapnya.
Anggawira menambahkan, negara-negara ASEAN merupakan penerima investasi asing langsung (FDI) terbesar ke-2 di dunia. FDI ke ASEAN meningkat 5%, menyentuh USD224,2 miliar atau mencapai Rp3.407 triliun (kurs Rp15.200).
Angka ini menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah ASEAN. Sebanyak 60% investasi ASEAN masuk ke Indonesia pada tahun 2022, namun hanya kurang dari 1% yang dinikmati oleh penduduk ASEAN secara umum.
Baca Juga
“Karena itu, ini kesempatan besar melihat FDI ASEAN tahun lalu yang masuk begitu besar namun belum berdampak secara regional,” pungkas Anggawira.
(uka)
tulis komentar anda