PLN Libatkan Masyarakat untuk Kembangkan Ekosistem Biomassa

Minggu, 24 September 2023 - 09:14 WIB
Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko saat menjadi pembicara dalam Talkshow Festival LIKE bertajuk Potensi Bahan Bakar Nabati dalam Optimalisasi Energi Baru Terbarukan. Foto/Ist
JAKARTA - PT PLN (Persero) mengembangkan ekosistem biomassa sebagai bahan baku alternatif pengganti batu bara secara end to to end berbasis keterlibatan masyarakat. Pengembangan biomassa melalui program co-firing pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) ini sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Kepala Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menilai, pengembangan biomassa sebagai salah satu upaya mengoptimalkan potensi energi baru terbarukan harus dirasakan manfaatnya oleh seluruh pihak.

"Jangan kita bicara biomassa atau bioenergi hanya untuk kepentingan energi, tetapi kita harus melihat kepentingan yang lebih luas, kepentingan pembangunan yang dampaknya buat masyarakat, baik masyarakat sekitar maupun masyarakat dalam arti luas," ujar Bambang dalam siaran pers yang diterima, Minggu (24/9/2023).





Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) menurutnya harus bersifat inklusif dan sirkular yang mendatangkan manfaat bagi seluruh pihak. Hal itu diamini Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo yang menegaskan komitmen PLN untuk memimpin program-program inisiatif transisi energi demi mendukung pemerintah mencapai NZE 2060. Salah satu upayanya, PLN memulai implementasi program co-firing di puluhan pembangkit sejak 2021. Dalam proses co-firing tersebut, PLN melalui subholding PLN Energi Primer Indonesia (EPI) memenuhi kebutuhan biomassa melalui keterlibatan masyarakat.

"Komitmen PLN dalam transisi energi melalui program co-firing ini, tidak hanya untuk menekan emisi tetapi juga melibatkan masyarakat sebagai upaya membangun ekosistem energi berbasis ekonomi kerakyatan," ucap Darmawan.

Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko mengatakan, strategi pemenuhan volume pasokan biomassa saat ini memang mengoptimalkan sumber daya setempat dan keterlibatan masyarakat. Hal ini, jelas dia, untuk menggali besarnya potensi biomassa Indonesia yang mencapai 500 juta ton per tahun yang tersebar di berbagai wilayah. Sementara, target pasokan biomassa PLN EPI baru sekitar 10,2 juta ton per tahun pada 2025.



"Jadi pemberdayaan masyarakat itu suatu keharusan. Bahkan kita tidak menyebutnya pemberdayaan masyarakat tapi memang keterlibatan masyarakat. Kita menjadikan masyarakat bukan hanya sebagai pengguna energi, tapi juga sebagai produsen energi, dan pengelola energi. Mereka menjadi mitra utama kami untuk biomassa," tuturnya.

Aris menyebutkan, pengembangan biomassa untuk co-firing PLTU terbukti mampu menyerap tenaga kerja masyarakat baik wilayah sekitar pembangkit maupun kaum marginal di berbagai daerah. Untuk 1 ton biomassa, tercatat mampu menyerap sekitar 10 orang tenaga kerja.

"Contoh di Aceh kami menggerakkan masyarakat lokal, kebanyakan yang direkrut adalah warga dan petani lokal setempat, lalu di Lampung dari petani-petani karet itu yang mengumpulkan biomassa, termasuk bonggol jagung untuk di Sumbawa, di Jawa Barat itu adalah sekam, di Kupang itu per bulan 100 ton mampu menyerap 530 orang mulai dari pengumpulan, pemrosesan, transportasi, loading on loading," papar Aris.
(fjo)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More