Petani Curhat Tak Nikmati Untung saat Harga Beras Naik, Partai Perindo Yakin Pemerintah Siap Beri Solusi Terbaik
Senin, 25 September 2023 - 20:10 WIB
JAKARTA - Juru Bicara Nasional Partai Perindo Yerry Tawalujan menanggapi keluhan petani beras yang merasa tidak menikmati untung saat harga beras naik. Menurutnya, keluhan petani wajib didengar karena mereka bagian utama dari mata rantai produksi beras nasional.
"Kami Partai Perindo sangat menghargai kerja keras para petani padi. Mereka adalah bagian terpenting dari mata rantai produksi beras nasional. Kalau mereka tidak menanam padi, kita akan krisis pangan atau bergantung pada impor beras. Jadi keluhan petani padi itu wajib didengarkan," kata Yerry dikutip Senin (25/9/2023).
Yerry--yang merupakan Caleg DPR RI dari Partai Perindo Dapil Sulawesi Utara--mengatakan para petani mengeluhkan harga beli gabah yang rendah. Berdasarkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), gabah petani dihargai Rp5.000 per kilogram waktu panen raya. Lalu pada saat kemarau panjang seperti ini harganya naik ke Rp7.500 per kg.
"Keluhan petani itu karena disparitas harga gabah yang rendah, dibandingkan dengan harga jual beras berkisar antara Rp12.000 sampai Rp14.500 per kilogram. Jadi petani mengeluhkan dan menduga bahwa yang mendapat untung terbesar adalah pihak korporasi atau perusahaan pedagang beras," ungkap Yerry.
Karenanya, Yerry berharap pemerintah melalui Perum Bulog dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperhatikan dan mendengarkan keluhan petani.
"Kami Partai Perindo selalu menyerap aspirasi dan mendengarkan suara rakyat. Kami optimistis pemerintah melalui Perum Bulog dan Bapanas akan mendengarkan keluhan petani dan memberikan solusi terbaik agar sehingga para petani padi penghasil beras dapat makin sejahtera," pungkas Yerry.
"Kami Partai Perindo sangat menghargai kerja keras para petani padi. Mereka adalah bagian terpenting dari mata rantai produksi beras nasional. Kalau mereka tidak menanam padi, kita akan krisis pangan atau bergantung pada impor beras. Jadi keluhan petani padi itu wajib didengarkan," kata Yerry dikutip Senin (25/9/2023).
Yerry--yang merupakan Caleg DPR RI dari Partai Perindo Dapil Sulawesi Utara--mengatakan para petani mengeluhkan harga beli gabah yang rendah. Berdasarkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), gabah petani dihargai Rp5.000 per kilogram waktu panen raya. Lalu pada saat kemarau panjang seperti ini harganya naik ke Rp7.500 per kg.
"Keluhan petani itu karena disparitas harga gabah yang rendah, dibandingkan dengan harga jual beras berkisar antara Rp12.000 sampai Rp14.500 per kilogram. Jadi petani mengeluhkan dan menduga bahwa yang mendapat untung terbesar adalah pihak korporasi atau perusahaan pedagang beras," ungkap Yerry.
Karenanya, Yerry berharap pemerintah melalui Perum Bulog dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) memperhatikan dan mendengarkan keluhan petani.
"Kami Partai Perindo selalu menyerap aspirasi dan mendengarkan suara rakyat. Kami optimistis pemerintah melalui Perum Bulog dan Bapanas akan mendengarkan keluhan petani dan memberikan solusi terbaik agar sehingga para petani padi penghasil beras dapat makin sejahtera," pungkas Yerry.
(uka)
tulis komentar anda