Deflasi Merugikan Perekonomian Nasional
Senin, 03 Agustus 2020 - 23:41 WIB
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bulan Juli kemarin mengalami deflasi sebesar 0,10%. Pengamat Ekonomi Piter Abdullah menilai, deflasi di tengah wabah saat ini sudah diperkirakan.
Menurut dia, deflasi secara teori tidak menguntungkan perekonomian Indonesia karena merefleksikan rendahnya demand. "Selain itu deflasi juga tidak memberikan insentif kepada dunia usaha untuk berproduksi," ujar Piter saat dihubungi di Jakarta senin.
Deflasi atau inflasi yang sangat rendah masih berpotensi untuk terjadi di bulan-bulan ke depan selama wabah covid 19 masih berlangsung. Pasalnya, masyarakat masih menahan diri untuk membelanjakan uangnya. ( Baca juga:BPS: Harga Emas Melejit Sumbang Inflasi 0,16% )
Nemun, jika nanti di akhir tahun sudah ada berita baik terkait produksi vaksin dan bulan Januari 2021 benar benar sudah bisa didistribusikan ke masyarakat sehingga wabah benar-benar terhenti, dia memperkirakan perekonomian akan cepat kembali normal. "Dengan begitu akan ada lonjakan konsumsi yang akan mendorong naiknya inflasi," tandasnya.
Menurut dia, deflasi secara teori tidak menguntungkan perekonomian Indonesia karena merefleksikan rendahnya demand. "Selain itu deflasi juga tidak memberikan insentif kepada dunia usaha untuk berproduksi," ujar Piter saat dihubungi di Jakarta senin.
Deflasi atau inflasi yang sangat rendah masih berpotensi untuk terjadi di bulan-bulan ke depan selama wabah covid 19 masih berlangsung. Pasalnya, masyarakat masih menahan diri untuk membelanjakan uangnya. ( Baca juga:BPS: Harga Emas Melejit Sumbang Inflasi 0,16% )
Nemun, jika nanti di akhir tahun sudah ada berita baik terkait produksi vaksin dan bulan Januari 2021 benar benar sudah bisa didistribusikan ke masyarakat sehingga wabah benar-benar terhenti, dia memperkirakan perekonomian akan cepat kembali normal. "Dengan begitu akan ada lonjakan konsumsi yang akan mendorong naiknya inflasi," tandasnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda