Israel Dibayangi Krisis Ekonomi Besar Imbas Bombardir Gaza
Senin, 30 Oktober 2023 - 18:40 WIB
NEW YORK - Bank investasi terbesar asal Amerika Serikat (AS), JPMorgan memangkas, proyeksi pertumbuhan ekonomi Israel untuk kuartal keempat tahun 2023. Menurut sebuah catatan penelitian, produk domestik bruto (PDB) Israel bisa menyusut hingga 11% di tengah konflik dengan kelompok Hamas , Palestina.
Awal bulan ini, JPMorgan memperkirakan penurunan 1,5% untuk ekonomi Israel, tetapi proyeksi awal dianggap "terlalu optimis," oleh para analis.
"Mengukur dampak perang terhadap ekonomi Israel tetap sulit, baik karena ketidakpastian yang masih sangat tinggi tentang skala dan durasi konflik dan kurangnya data yang ada," kata JPMorgan.
Selain itu bank investasi asal AS itu juga memangkas proyeksi awal untuk pertumbuhan PDB tahunan Israel menjadi 2,5%, dari sebelumnya di level 3,2%. Namun, analis sedikit menaikkan prospek untuk 2024, menjadi 2% dari sebelumnya 1,9%.
JPMorgan mencatat bahwa konflik Israel sebelumnya, seperti eskalasi permusuhan 2014 dengan Hamas atau konflik 2006 dengan kelompok bersenjata Hizbullah yang berbasis di Lebanon, "hampir tidak mempengaruhi aktivitas."
Namun, "perang saat ini memiliki dampak yang jauh lebih besar pada keamanan dan kepercayaan domestik," ungkap para analis memperingatkan.
Misalnya jumlah korban tewas dari pihak Israel diperkirakan sekitar 1.400 orang pada hari Jumat, dimana sudah jauh lebih tinggi daripada sepanjang konflik. Sementara jumlah tentara cadangan yang dimobilisasi telah mencapai 350.000, paling banyak dalam sejarah Israel dan lebih dari 5% dari angkatan kerja negara itu.
Eskalasi permusuhan terbaru Israel versus Hamas, yang menguasai sebagian besar Gaza dan Pasukan Pertahanan Israel dimulai pada 7 Oktober, lalu. Sejak saat itu perang Israel-Hamas telah memicu lonjakan global untuk harga minyak dan aset safe haven, seperti emas dan perak.
Analis khawatir konflik tersebut dapat mengguncang Timur Tengah, terutama jika menyebar ke negara-negara tetangga, yang pada gilirannya akan mempengaruhi seluruh ekonomi global.
Awal bulan ini, JPMorgan memperkirakan penurunan 1,5% untuk ekonomi Israel, tetapi proyeksi awal dianggap "terlalu optimis," oleh para analis.
"Mengukur dampak perang terhadap ekonomi Israel tetap sulit, baik karena ketidakpastian yang masih sangat tinggi tentang skala dan durasi konflik dan kurangnya data yang ada," kata JPMorgan.
Selain itu bank investasi asal AS itu juga memangkas proyeksi awal untuk pertumbuhan PDB tahunan Israel menjadi 2,5%, dari sebelumnya di level 3,2%. Namun, analis sedikit menaikkan prospek untuk 2024, menjadi 2% dari sebelumnya 1,9%.
JPMorgan mencatat bahwa konflik Israel sebelumnya, seperti eskalasi permusuhan 2014 dengan Hamas atau konflik 2006 dengan kelompok bersenjata Hizbullah yang berbasis di Lebanon, "hampir tidak mempengaruhi aktivitas."
Namun, "perang saat ini memiliki dampak yang jauh lebih besar pada keamanan dan kepercayaan domestik," ungkap para analis memperingatkan.
Misalnya jumlah korban tewas dari pihak Israel diperkirakan sekitar 1.400 orang pada hari Jumat, dimana sudah jauh lebih tinggi daripada sepanjang konflik. Sementara jumlah tentara cadangan yang dimobilisasi telah mencapai 350.000, paling banyak dalam sejarah Israel dan lebih dari 5% dari angkatan kerja negara itu.
Eskalasi permusuhan terbaru Israel versus Hamas, yang menguasai sebagian besar Gaza dan Pasukan Pertahanan Israel dimulai pada 7 Oktober, lalu. Sejak saat itu perang Israel-Hamas telah memicu lonjakan global untuk harga minyak dan aset safe haven, seperti emas dan perak.
Analis khawatir konflik tersebut dapat mengguncang Timur Tengah, terutama jika menyebar ke negara-negara tetangga, yang pada gilirannya akan mempengaruhi seluruh ekonomi global.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda