Tagar No Oil For Israel Menggema di Dunia, Mampukah Diwujudkan?
Selasa, 31 Oktober 2023 - 12:36 WIB
JAKARTA - Tagar #NoOilForIsrael menjadi trending topic Twitter di dunia Senin kemarin (30/10/2023). Berdasarkan laman trends24in, tagar itu memiliki sekitar 236.000 twitt.
Salah satu tujuan tagar itu adalah penghentian penjualan minyak ke negara zionis. Pasalnya, jika penjualan minyak dihentikan, maka mesin-mesin perang Israel tak bisa dioperasionalkan.
Mesin-mesin perang yang digunakan Israel untuk membantai ribuan orang tak bersalah dengan dalih memerangi pejuang Hamas di Palestina, sangat bergantung pada minyak atau bahan bakar minyak (BBM). Tanpa BBM, mesin-mesin perang itu, seperti pesawat, tank, kendaraan pengangkut amunisi dan tentara tak akan bisa digunakan.
Israel memang merupakan negara net importir minyak. Berdasarkan data Ceicdata, konsumsi minyak Israel pada 2022 mencapai 230.000 barrel. Jumlah itu meningkat sekitar 10% jika dibandingkan dengan konsumsi tahun 2021 yang sebanyak 209.000 barel.
Dalam beberapa tahun ke belakang rata-rata konsumsi minyak Israel sendiri di atas 200.000 per barel. Israel mengimpor minyak sekitar 220.000 barel per hari untuk kilang-kilangnya. Sementara, produksi minyak Israel jauh lebih kecil, sekitar 6.000 barel per hari (2016).
Apakah tagar NoOilForIsrael bisa diwujudkan? Berdasarkan data World Integrated Trade Solution (WITS) tahun 2021 (data tahun 2022 belum tercantum), terungkap Israel "menyembunyikan" negara yang menjadi sumber impor minyak terbesar.
Dengan kategori "Unspecified" impor minyak Israel mencapai USD7,79 miliar (tepatnya 7.793.909.000). Negara selanjutnya yang menjadi tujuan impor minyak Israel adalah Eropa dan Asia Tengah (USD946.017.000), Swiss (USD612.339.000), Asia Timur dan Pasifik (USD179.717.000), Singapura (USD150.098.000).
Baca Juga
Salah satu tujuan tagar itu adalah penghentian penjualan minyak ke negara zionis. Pasalnya, jika penjualan minyak dihentikan, maka mesin-mesin perang Israel tak bisa dioperasionalkan.
Mesin-mesin perang yang digunakan Israel untuk membantai ribuan orang tak bersalah dengan dalih memerangi pejuang Hamas di Palestina, sangat bergantung pada minyak atau bahan bakar minyak (BBM). Tanpa BBM, mesin-mesin perang itu, seperti pesawat, tank, kendaraan pengangkut amunisi dan tentara tak akan bisa digunakan.
Israel memang merupakan negara net importir minyak. Berdasarkan data Ceicdata, konsumsi minyak Israel pada 2022 mencapai 230.000 barrel. Jumlah itu meningkat sekitar 10% jika dibandingkan dengan konsumsi tahun 2021 yang sebanyak 209.000 barel.
Dalam beberapa tahun ke belakang rata-rata konsumsi minyak Israel sendiri di atas 200.000 per barel. Israel mengimpor minyak sekitar 220.000 barel per hari untuk kilang-kilangnya. Sementara, produksi minyak Israel jauh lebih kecil, sekitar 6.000 barel per hari (2016).
Apakah tagar NoOilForIsrael bisa diwujudkan? Berdasarkan data World Integrated Trade Solution (WITS) tahun 2021 (data tahun 2022 belum tercantum), terungkap Israel "menyembunyikan" negara yang menjadi sumber impor minyak terbesar.
Dengan kategori "Unspecified" impor minyak Israel mencapai USD7,79 miliar (tepatnya 7.793.909.000). Negara selanjutnya yang menjadi tujuan impor minyak Israel adalah Eropa dan Asia Tengah (USD946.017.000), Swiss (USD612.339.000), Asia Timur dan Pasifik (USD179.717.000), Singapura (USD150.098.000).
tulis komentar anda