Rupiah Ditentukan oleh Kekuatan BI dan The Fed
Rabu, 08 November 2023 - 19:39 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang masih melemah mendapat sorotan dari sejumlah pelaku usaha. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah hari ini ditutup melemah 0,09% ke Rp15.650 per dolar AS.
Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi mengatakan, pelemahan rupiah masih karena faktor eksternal atau sentimen global yang saat ini terjadi. Sentimen eksternal itu adalah kebijakan suku bunga The Fed dan imbal hasil obligasi AS.
"Bukan karena domestik ya lebih banyak karena faktor eksternal, baik adanya perang Timur Tengah kemudian kenaikan Fed rate," kata Dede usai Media Gathering CIMB Niaga, Rabu (8/11/2023).
Menurut Dede, Bank Indonesia (BI) maupun pelaku bisnis terus berusaha menekan rasio terhadap rupiah. Alhasil, saat ini rupiah mulai menjauhi level Rp15.900an.
"I think Bank Indonesia akan terus selalu membantu juga ya, sepertinya (rupiah) sudah cukup turning around," ungkap Dede.
Secara terpisah, pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan indeks dolar AS menguat setelah pidato Ketua The Fed Jerome Powell menjadi fokus. The Fed pada pekan ini akan kembali membicarakan perekonomian dan kebijakan moneter AS yang akan menjadi fokus, terutama menyusul data nonfarm payrolls yang lebih lemah dari perkiraan bulan Oktober.
"Bank sentral memberi isyarat bahwa suku bunga AS akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama , kemungkinan besar akan tetap di atas 5% hingga akhir tahun 2024," kata Ibrahim.
Dari sentimen internal, rupiah masih terbantu oleh BI yang melakukan tindakan preemptive dan forward looking di tengah ketidakstabilan global. BI ingin mendukung kestabilan nilai rupiah di tengah volatilitas yang tinggi.
Direktur Consumer Banking CIMB Niaga Noviady Wahyudi mengatakan, pelemahan rupiah masih karena faktor eksternal atau sentimen global yang saat ini terjadi. Sentimen eksternal itu adalah kebijakan suku bunga The Fed dan imbal hasil obligasi AS.
"Bukan karena domestik ya lebih banyak karena faktor eksternal, baik adanya perang Timur Tengah kemudian kenaikan Fed rate," kata Dede usai Media Gathering CIMB Niaga, Rabu (8/11/2023).
Menurut Dede, Bank Indonesia (BI) maupun pelaku bisnis terus berusaha menekan rasio terhadap rupiah. Alhasil, saat ini rupiah mulai menjauhi level Rp15.900an.
"I think Bank Indonesia akan terus selalu membantu juga ya, sepertinya (rupiah) sudah cukup turning around," ungkap Dede.
Secara terpisah, pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan indeks dolar AS menguat setelah pidato Ketua The Fed Jerome Powell menjadi fokus. The Fed pada pekan ini akan kembali membicarakan perekonomian dan kebijakan moneter AS yang akan menjadi fokus, terutama menyusul data nonfarm payrolls yang lebih lemah dari perkiraan bulan Oktober.
"Bank sentral memberi isyarat bahwa suku bunga AS akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama , kemungkinan besar akan tetap di atas 5% hingga akhir tahun 2024," kata Ibrahim.
Dari sentimen internal, rupiah masih terbantu oleh BI yang melakukan tindakan preemptive dan forward looking di tengah ketidakstabilan global. BI ingin mendukung kestabilan nilai rupiah di tengah volatilitas yang tinggi.
(uka)
tulis komentar anda