Prasmul Day 2020 Jadi Ajang Pembelajaran Realita Industri
Jum'at, 07 Agustus 2020 - 17:31 WIB
JAKARTA - Revolusi Industri pertama dan kedua merupakan awal pembangunan berbagai bidang industri, seperti pertanian, manufaktur, dan transportasi. Meskipun masa tersebut telah berdampak besar pada kondisi ekonomi dan sosial masyarakat, kini manusia memasuki era digitalisasi yang ditandai dengan otomatisasi dan kehadiran internet.
Akrab disebut sebagai Revolusi Industri 4.0, masyarakat dihadapkan dengan peralihan baru dari segi pola hidup, informasi, pertukaran data, dan komunikasi. (Baca juga: Kemenperin Targetkan 156 Kawasan Industri hingga Akhir Tahun )
Penanaman teknologi cerdas yang dapat terhubung dengan berbagai bidang telah mengubah kehidupan manusia secara signifikan, serta mengundang perkembangan industri dalam laju yang jauh lebih cepat dari era sebelumnya.
Dalam rapat terbatas ‘Perencanaan Transformasi Digital’ di Istana Merdeka, Presiden Jokowi mengungkapkan kekhawatirannya perihal posisi transformasi digital Indonesia yang tergolong rendah dibandingkan negara lain.
Menurut Presiden Jokowi, ketertinggalan tersebut dapat tersusul dengan mencetak SDM bertalenta digital. Untuk menyanggupi amanat Presiden Jokowi, SDM tanah air harus memiliki ilmu mumpuni di bidang sains dan teknologi, yang terbungkus dalam keterampilan serta mindset kewirausahaan.
Rektor Universitas Prasetiya Mulya Djisman Simandjuntak menyatakan bahwa perubahan peradaban manusia selalu ditandai dengan teknologinya, dari zaman batu, perunggu, emas, dan kini bytes.
“Untuk menghadapi ini, kita mengandalkan generasi baru dalam peradaban engine of adjustment. Mutu manusia hanya bisa meninggi jika generasi masa depan memiliki sumber daya yang lebih tinggi dari masa sebelumnya,” ujarnya, Jumat (7/8/2020). (Baca juga: Asteroid di Tata Surya Masih Jadi Ancaman Peradaban Manusia )
Selain perkembangan teknologi, tantangan dunia industri juga datang dari mewabahnya coronavirus disease yang dimulai akhir tahun 2019. Dengan sangat cepat virus ini menyebar di belahan dunia dan menelan banyak korban.
Hidup dengan kondisi new normal, mulai dari masa ini dan seterusnya Gen Z akan memasuki era kerja yang jauh berbeda dengan generasi sebelumnya dimana industri dan ragam profesi membutuhkan critical thinking, multitasking, creativity demi menjalankan keberlangsungannya. Ketidakpastian industri dan opsi profesi yang terus berkembang menuntut pembelajaran yang up-to-date, future-oriented, dan sustainable.
Akrab disebut sebagai Revolusi Industri 4.0, masyarakat dihadapkan dengan peralihan baru dari segi pola hidup, informasi, pertukaran data, dan komunikasi. (Baca juga: Kemenperin Targetkan 156 Kawasan Industri hingga Akhir Tahun )
Penanaman teknologi cerdas yang dapat terhubung dengan berbagai bidang telah mengubah kehidupan manusia secara signifikan, serta mengundang perkembangan industri dalam laju yang jauh lebih cepat dari era sebelumnya.
Dalam rapat terbatas ‘Perencanaan Transformasi Digital’ di Istana Merdeka, Presiden Jokowi mengungkapkan kekhawatirannya perihal posisi transformasi digital Indonesia yang tergolong rendah dibandingkan negara lain.
Menurut Presiden Jokowi, ketertinggalan tersebut dapat tersusul dengan mencetak SDM bertalenta digital. Untuk menyanggupi amanat Presiden Jokowi, SDM tanah air harus memiliki ilmu mumpuni di bidang sains dan teknologi, yang terbungkus dalam keterampilan serta mindset kewirausahaan.
Rektor Universitas Prasetiya Mulya Djisman Simandjuntak menyatakan bahwa perubahan peradaban manusia selalu ditandai dengan teknologinya, dari zaman batu, perunggu, emas, dan kini bytes.
“Untuk menghadapi ini, kita mengandalkan generasi baru dalam peradaban engine of adjustment. Mutu manusia hanya bisa meninggi jika generasi masa depan memiliki sumber daya yang lebih tinggi dari masa sebelumnya,” ujarnya, Jumat (7/8/2020). (Baca juga: Asteroid di Tata Surya Masih Jadi Ancaman Peradaban Manusia )
Selain perkembangan teknologi, tantangan dunia industri juga datang dari mewabahnya coronavirus disease yang dimulai akhir tahun 2019. Dengan sangat cepat virus ini menyebar di belahan dunia dan menelan banyak korban.
Hidup dengan kondisi new normal, mulai dari masa ini dan seterusnya Gen Z akan memasuki era kerja yang jauh berbeda dengan generasi sebelumnya dimana industri dan ragam profesi membutuhkan critical thinking, multitasking, creativity demi menjalankan keberlangsungannya. Ketidakpastian industri dan opsi profesi yang terus berkembang menuntut pembelajaran yang up-to-date, future-oriented, dan sustainable.
tulis komentar anda