Kian Banyak Warga China yang 'Tobat', Produsen Daging Babi Terbelit Utang Gila-gilaan

Selasa, 05 Desember 2023 - 08:54 WIB
Para produsen daging babi di China tengah dirundung masalah. Foto/agweb
JAKARTA - Para peternak babi terbesar di China kini tengah dibelit masalah. Perusahaan-perusahaan agribisnis besar itu telah berusaha keras memasuki sektor ini dan dengan cepat melakukan modernisasi. Mereka memperluas peternakan babi dengan sangat agresif sehingga, dengan permintaan yang menurun, harga daging babi turun, dan kerugian meningkat, akhirnya utang meningkat.



China sendiri merupakan negara konsumen separuh daging babi dunia. Nah perusahaan-perusahan peternakan babi itu tampaknya mengonsumsi lebih banyak daging babi daripada yang bisa mereka kunyah.

Kerugian yang lebih besar diperkirakan akan terjadi pada tahun depan, sehingga menempatkan perusahaan peternakan babi di China berada dalam tekanan untuk mengurangi jumlah ternak mereka dan menjual peternakan mereka yang sebagian besar masih kosong.

Namun, untuk saat ini, mereka masih melakukan pendalaman, berharap menunggu hingga pasar lesu dan mendapatkan keuntungan ketika harga pada akhirnya pulih. Langkah itu sebenarnya meningkatkan risiko, tidak hanya bagi mereka sendiri namun juga bagi pemasok pakan mereka di luar negeri, perusahaan genetika, dan perdagangan daging babi global yang sedang mengalami kesulitan.



“Semuanya bergantung pada seberapa besar kantong yang dimiliki perusahaan-perusahaan ini,” kata Lyle Jones, direktur penjualan China di Genesus Inc yang berbasis di AS, dikutip dari Reuters, Selasa (5/12/2023).

Peternakan babi, seperti sektor pembangunan rumah hingga kendaraan listrik di China, dalam beberapa tahun terakhir memprioritaskan pertumbuhan dan pangsa pasar dibandingkan keuntungan, sehingga menciptakan surplus yang mendorong harga daging babi lebih rendah dan kini menghambat impor.

Harga daging babi di China rata-rata jauh di bawah biaya produksi produsen paling efisien pada tahun ini. Untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade, dan dalam tiga bulan terakhir saja telah turun 15% menjadi 14,5 yuan atau USD2,04 (Rp31.600) per kilogram.

Kontrak berjangka babi hidup paling aktif di Dalian Commodity Exchange telah anjlok 7,3% sejak awal pekan lalu menjadi 13,910 yuan (USD1,96) per metrik ton, terendah sejak mereka mulai diperdagangkan hampir tiga tahun lalu.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More