Harga Cabai Melonjak, Pedagang Pasar Akui Sudah Beri Peringatan Tapi Diabaikan
Senin, 18 Desember 2023 - 13:58 WIB
JAKARTA - Harga cabai mengalami lonjakan menjelang akhir tahun, yang disebabkan karena tidak seimbangnya antara pasokan dan kebutuhan masyarakat yang meningkat. Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP Ikappi), Abdullah Mansuri mengaku pihaknya telah memberikan peringatan.
Pemerintah sejak dua bulan terakhir sudah diwanti-wanti untuk mewaspadai potensi kurangnya pasokan pada akhir tahun, namun peringatan tersebut tidak mendapatkan respons dari pemerintah.
"Memang langkah dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah seakan menutup mata waktu dua bulan yang lalu, dibiarkan begitu saja. Saya sudah sampaikan kepada Kepala Badan Pangan, ke Mendag , tetapi memang pemerintah merasa bahwa ini akan sendirinya akan membaik," ujar Abdullah dalam Market Review IDXChannel, Senin (18/12/2023).
Lebih lanjut, Abdullah menjelaskan, sejak dua bulan lalu, harga cabai sendiri sudah terindikasi mengalami kenaikan. Bahkan kenaikannya dinilai oleh pedagang pasar sudah tidak normal dari biasanya.
"Kondisi cabai ini sudah kita ketahui sejak 2 bulan lalu, bahwa akan ada kenaikan lonjakan yang tidak normal, dari Rp35 ribu, ke Rp40 ribu, ke Rp45 ribu, ke Rp50 ribu. Sebenarnya 2 bukan lalu kita sudah mengetahui bahwa cabai ini akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan," sambungnya.
Proyeksi adanya kenaikan harga cabai tersebut juga dapat dilihat dari sisi produktivitas di sentra pertanian yang berada di pulau Jawa dan Sumatera selama dua bulan ke belakang. Sedangkan untuk permintaan sendiri terutama menjelang akhir tahun, cenderung lebih tinggi.
"Padahal sebelumnya saya sudah sampaikan dua bulan lagi kita akan mengalami permintaan yang cukup tinggi, fasenya fase kemarau waktu itu, jadi harus ada upaya langkah upaya percepatan, sehingga 2 bulan nanti tempatnya Desember, akan ada tambahan subsidi dari produksi di wilayah lain," ujar Abdullah.
"Tapi sayangnya pemerintah tidak begitu pro aktif dalam menanggapi permintaan yang kami sampaikan," pungkasnya.
Pemerintah sejak dua bulan terakhir sudah diwanti-wanti untuk mewaspadai potensi kurangnya pasokan pada akhir tahun, namun peringatan tersebut tidak mendapatkan respons dari pemerintah.
"Memang langkah dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah seakan menutup mata waktu dua bulan yang lalu, dibiarkan begitu saja. Saya sudah sampaikan kepada Kepala Badan Pangan, ke Mendag , tetapi memang pemerintah merasa bahwa ini akan sendirinya akan membaik," ujar Abdullah dalam Market Review IDXChannel, Senin (18/12/2023).
Lebih lanjut, Abdullah menjelaskan, sejak dua bulan lalu, harga cabai sendiri sudah terindikasi mengalami kenaikan. Bahkan kenaikannya dinilai oleh pedagang pasar sudah tidak normal dari biasanya.
"Kondisi cabai ini sudah kita ketahui sejak 2 bulan lalu, bahwa akan ada kenaikan lonjakan yang tidak normal, dari Rp35 ribu, ke Rp40 ribu, ke Rp45 ribu, ke Rp50 ribu. Sebenarnya 2 bukan lalu kita sudah mengetahui bahwa cabai ini akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan," sambungnya.
Proyeksi adanya kenaikan harga cabai tersebut juga dapat dilihat dari sisi produktivitas di sentra pertanian yang berada di pulau Jawa dan Sumatera selama dua bulan ke belakang. Sedangkan untuk permintaan sendiri terutama menjelang akhir tahun, cenderung lebih tinggi.
"Padahal sebelumnya saya sudah sampaikan dua bulan lagi kita akan mengalami permintaan yang cukup tinggi, fasenya fase kemarau waktu itu, jadi harus ada upaya langkah upaya percepatan, sehingga 2 bulan nanti tempatnya Desember, akan ada tambahan subsidi dari produksi di wilayah lain," ujar Abdullah.
"Tapi sayangnya pemerintah tidak begitu pro aktif dalam menanggapi permintaan yang kami sampaikan," pungkasnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda