Laba Bersih BUMN 2023 Diperkirakan Anjlok Jadi Rp250 Triliun, Ini Kata Erick Thohir
Rabu, 20 Desember 2023 - 18:24 WIB
JAKARTA - Laba bersih badan usaha milik negara ( BUMN ) 2023 secara konsolidasi diperkirakan mencapai Rp250 triliun. Jumlah itu turun signifikan dibandingkan laba bersih tahun 2022 yang berada di posisi Rp303 triliun.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, perkiraan penurunan laba perusahaan pelat merah tahun ini disebabkan oleh lemahnya harga sejumlah komoditas. Saat ini laba bersih BUMN masih dalam proses audit, namun perseroan negara diminta tetap melakukan efisiensi di sisi capital expenditure (capex) atau belanja modal.
“Mestinya tahun ini Rp250 triliun, masih dapat kita efisienkan lagi dari capex dan operasional semua holding,” ujar Erick, Rabu (20/12/2023).
“Tahun ini perlu proses audit, tapi mudah-mudahan terlepas dari tekanan harga komoditas yang menurun banyak. Mungkin kalau total profit saya rasa nggak bisa apple to apple dengan sebelumnya (2022) karena ada Rp303 triliun,” lanjutnya.
Untuk diketahui, BUMN jasa keuangan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba bersih konsolidasi perusahaan pelat merah sepanjang 2022. Laba konsolidasi BUMN tahun lalu menyentuh angka Rp303 triliun.
Erick Thohir menyebut, perseroan di sektor jasa keuangan menempati posisi pertama di antara 12 klaster BUMN lainnya. Dari total laba bersih BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan keuntungan Rp51,4 triliun. Jumlah itu naik 67,15% secara tahunan (yoy).
Lalu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) senilai Rp41,2 triliun atau naik 46,89% dibandingkan tahun sebelumnya.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) (BBNI) dengan perolehan laba bersih Rp18,31 triliun atau tumbuh 68% dibandingkan 2021. Kemudian, PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) (BBTN) di atas Rp3 triliun.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, perkiraan penurunan laba perusahaan pelat merah tahun ini disebabkan oleh lemahnya harga sejumlah komoditas. Saat ini laba bersih BUMN masih dalam proses audit, namun perseroan negara diminta tetap melakukan efisiensi di sisi capital expenditure (capex) atau belanja modal.
“Mestinya tahun ini Rp250 triliun, masih dapat kita efisienkan lagi dari capex dan operasional semua holding,” ujar Erick, Rabu (20/12/2023).
“Tahun ini perlu proses audit, tapi mudah-mudahan terlepas dari tekanan harga komoditas yang menurun banyak. Mungkin kalau total profit saya rasa nggak bisa apple to apple dengan sebelumnya (2022) karena ada Rp303 triliun,” lanjutnya.
Untuk diketahui, BUMN jasa keuangan memberikan kontribusi terbesar terhadap laba bersih konsolidasi perusahaan pelat merah sepanjang 2022. Laba konsolidasi BUMN tahun lalu menyentuh angka Rp303 triliun.
Erick Thohir menyebut, perseroan di sektor jasa keuangan menempati posisi pertama di antara 12 klaster BUMN lainnya. Dari total laba bersih BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan keuntungan Rp51,4 triliun. Jumlah itu naik 67,15% secara tahunan (yoy).
Lalu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) senilai Rp41,2 triliun atau naik 46,89% dibandingkan tahun sebelumnya.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (Persero) (BBNI) dengan perolehan laba bersih Rp18,31 triliun atau tumbuh 68% dibandingkan 2021. Kemudian, PT Bank Tabungan Negara Tbk (Persero) (BBTN) di atas Rp3 triliun.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda