Dapat Dukungan, UMKM Milenial Papua Pede Bisa Bersaing di Jakarta
Senin, 10 Agustus 2020 - 09:25 WIB
"Produk kita itu harus ada satu hal yang khas yang membuat orang itu ingat terus. Kayak di Manokwari saya akan beli abon gulung karena rasanya khas dan tidak ditemukan di wilayah lainnya. Itu salah satu contoh, jadi harus ada sesuatu yang selalu diingat oleh konsumen," sambungnya. (Baca juga: 8 Pahlawan Nasional yang Jarang Diungkap, Frans Kaisiepo (seri-5) )
Sementara itu untuk persoalan pembiayaan, pemerintah sudah menyediakan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga yang relatif murah. Kemudian program kredit ultra mikro (UMi) yang bisa diakses oleh pelaku usaha pemula.
Selain itu juga ada pembiayaan yang disalurkan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) juga dengan bunga yang sangat rendah sekali. Namun untuk bisa mengakses pembiayaan ini pelaku UMKM harus bersatu dalam wadah koperasi.
Untuk itu Rully berharap agar pelaku UMKM di Papua bisa membentuk koperasi agar usahanya bisa lebih maju dan mudah mendapatkan akses pembiayaan.
"Sekarang ini eranya sudah economic sharing jadi tidak bisa bergerak sendiri-sendiri lagi. Jadi silahkan saudara-saudara produksi apapun itu tapi berkoperasi untuk mudah mencari modal dan aktivitas pendukung berupa kelembagaan ekonomi bersama," tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Koperasi Indonesia Wilayah Provinsi Papua, Soleman Hamzah, meminta kepada kaum milenial yang sedang memulai usaha dapat memanfaatkan kesempatan dan kebijakan pemerintah demi mendorong peningkatan usahanya. Terlebih lagi di saat pandemi seperti saat ini banyak pelaku UMKM di Papua yang juga terkena imbasnya.
Oleh sebab itu diawali dari pertemuan tersebut, dia berharap kaum milenial di Papua yang sedang merintis usaha dapat benar-benar fokus dan pantang menyerah meskipun dihadapkan dengan berbagai persoalan. (Baca juga: Prabowo Subianto Ingin Pengurus Gerindra Diisi Kalangan Milenial )
"Mau tidak mau kita harus mulai bergairah kembali, secara kelembagaan ada dinas koperasi dan UKM yang bisa dimanfaatkan untuk menggali berbagai kebijakan pemerintah. Mari kita bersama-sama untuk bisa bangkit kembali mengisi ruang-ruang kosong agar perekonomian kita bisa kembali pulih," tuturnya.
Sementara itu, Amelia Ludia Kafiar (21 tahun), mengaku siap bersaing dengan pelaku UMKM lainnya di wilayah Wamena. Bahkan jika mendapat dukungan dari pemerintah dirinya yakin bisa bersaing dengan pelaku UMKM di luar Papua.
Sebagai produsen minuman alami dan juga cemilan khas berbahan dasar komoditas lokal, produknya saat ini sudah mulai diminati oleh masyarakat di wilayah Wamena dan sekitarnya.
Sementara itu untuk persoalan pembiayaan, pemerintah sudah menyediakan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga yang relatif murah. Kemudian program kredit ultra mikro (UMi) yang bisa diakses oleh pelaku usaha pemula.
Selain itu juga ada pembiayaan yang disalurkan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) juga dengan bunga yang sangat rendah sekali. Namun untuk bisa mengakses pembiayaan ini pelaku UMKM harus bersatu dalam wadah koperasi.
Untuk itu Rully berharap agar pelaku UMKM di Papua bisa membentuk koperasi agar usahanya bisa lebih maju dan mudah mendapatkan akses pembiayaan.
"Sekarang ini eranya sudah economic sharing jadi tidak bisa bergerak sendiri-sendiri lagi. Jadi silahkan saudara-saudara produksi apapun itu tapi berkoperasi untuk mudah mencari modal dan aktivitas pendukung berupa kelembagaan ekonomi bersama," tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Koperasi Indonesia Wilayah Provinsi Papua, Soleman Hamzah, meminta kepada kaum milenial yang sedang memulai usaha dapat memanfaatkan kesempatan dan kebijakan pemerintah demi mendorong peningkatan usahanya. Terlebih lagi di saat pandemi seperti saat ini banyak pelaku UMKM di Papua yang juga terkena imbasnya.
Oleh sebab itu diawali dari pertemuan tersebut, dia berharap kaum milenial di Papua yang sedang merintis usaha dapat benar-benar fokus dan pantang menyerah meskipun dihadapkan dengan berbagai persoalan. (Baca juga: Prabowo Subianto Ingin Pengurus Gerindra Diisi Kalangan Milenial )
"Mau tidak mau kita harus mulai bergairah kembali, secara kelembagaan ada dinas koperasi dan UKM yang bisa dimanfaatkan untuk menggali berbagai kebijakan pemerintah. Mari kita bersama-sama untuk bisa bangkit kembali mengisi ruang-ruang kosong agar perekonomian kita bisa kembali pulih," tuturnya.
Sementara itu, Amelia Ludia Kafiar (21 tahun), mengaku siap bersaing dengan pelaku UMKM lainnya di wilayah Wamena. Bahkan jika mendapat dukungan dari pemerintah dirinya yakin bisa bersaing dengan pelaku UMKM di luar Papua.
Sebagai produsen minuman alami dan juga cemilan khas berbahan dasar komoditas lokal, produknya saat ini sudah mulai diminati oleh masyarakat di wilayah Wamena dan sekitarnya.
tulis komentar anda