Inflasi Tinggi, Ekspor Mebel dan Kerajinan Turun 28%

Senin, 01 Januari 2024 - 18:37 WIB
Lebih lanjut, kondisi tersebut mendorong para pelaku industri mebel dan kerajinan untuk dapat beradaptasi dengan ketidakpastian ekonomi. Apalagi jika mencermati permintaan terhadap produk mebel dan kerajinan di dunia terus mengalami pertumbuhan.

"HIMKI terus menyemangati dan memberikan pencerahan kepada seluruh anggota agar mereka tetap optimistis menjalankan usaha," kata Sobur.

Dengan demikian,ketidakpastian ini bisa diubah menjadi sebuah harapan dan kepastian dan kita menjadi pihak

yang paling siap dalam menghadapi segala tantangan. HIMKI tetap optimistis dengan masa depan industri ini mengingat Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Indonesia memiliki peluang menjadi produsen mebel dan kerajinan terbesar di kawasan regional dan berpeluang menjadi yang terbesar di dunia, khususnya untuk produk-produk berbasis rotan.

"Industri ini merupakan industri yang hampir sempurna karena didukung oleh ketersediaan bahan baku yang berlimpah dan SDM terampil dalam jumlah besar, ditambah lagi dengan adanya sentra-sentra produksi mebel dan kerajinan yang tersebar di seluruh Indonesia," kata dia.

Baca Juga: Industri Furnitur Tumbuh 8%, Menperin Ungkap Faktor Pendorongnya

Selain itu, HIMKI juga optimistis dengan masa depan industri, berdasarkan nilai jual unik Indonesia sebagai pemasok pasar furnitur global berakar pada sumber daya alamnya, tenaga kerja terampil, harga kompetitif, keragaman budaya, dan produksi berkelanjutan, sehingga sangat dicari di pasar furnitur global.

Furnitur buatan Indonesia banyak dicari karena presisi dan desainnya yang kreatif, selain karakteristiknya yang berkualitas tinggi dan harga bersaing yang dapat diproduksi dengan teknologi global terkini. Daya tarik lain, produsen furnitur Indonesia sangat menekankan praktik produksi yang berkelanjutan dan penggunaan bahan yang ramah lingkungan hingga pengelolaan hutan yang bertanggung jawab. Hal ini yang membedakan produk furnitur Indonesia di pasar global dan menarik konsumen yang sadar lingkungan.

Faktor lainnya, pameran IFEX sebagai event pameran mebel dan kerajinan terbesar di Asia Tenggara. Kami optimistis dengan penyelenggaraan pameran IFEX 2024 yang akan dilaksanakan pada 29 Februari sampai dengan 3 Maret 2024 akan berkontribusi besar pada perbaikan nilai ekspor, khususnya pada semester III dan IV tahun 2024.

"Optismisme ini juga diperkuat oleh dukungan Pemerintah yang konsisten membantu pelaku industri mebel dan kerajinan nasional dengan sejumlah program kegiatannya antara lain program restrukturisasi mesin atau/atau peralatan untuk sektor industri pengolahan kayu termasuk furniture yang dilaksanakan Kementerian Perindustrian," kata dia.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More