Inflasi Tinggi, Ekspor Mebel dan Kerajinan Turun 28%
Senin, 01 Januari 2024 - 18:37 WIB
JAKARTA - Ekspor mebel dan kerajinan mengalami penurunan secara signifikan sebesar 28%. Hal tersebut akibat terdampak kondisi geopolitik global dan inflasi tinggi di negara tujuan ekspor dan secara umum produk yang berasal dari Indonesia dinilai buyers cukup tinggi atau mahal dibandingkan dari Malaysia, Vietnam dan China.
"Target yang kita canangkan bersama pemerintah untuk mencapai angka ekspor USD5 miliar hingga akhir 2024 sepertinya harus dikoreksi dengan fakta dan data yang tidak mendukung di lapangan," kata Ketua Umum Himpunran Industri Mebel dan Kerajinan Industri (HIMKI) Abdul Sobur dalam pernyataannya, Senin (1/1/2023).
Berdasarkan laporan data ekspor mebel per september 2023 hanya mencapai USD1,29 miliar turun dari tahun 2021 yang tercatat USD1,86 miliar atau turun 30% year on year (yoy). Untuk kerajinan tahun 2023 tercatat USD513 juta
menurun dari tahun lalu yang mencapai USD647 juta, turun 21%. Total kinerja ekspor gabungan tahun lalu USD2,5 miliar turun menjadi USD1,8 miliar tahun 2023 akumulasi turun 28%.
"Dengan basis data tersebut kita bisa prediksi sampai akhir tahun 2023, angka optimis ekspor gabungan mebel dan kerajinan hanya akan mencapai USD2,5 miliar menurun akumulasi 22%," terang Sobur.
Baca Juga: Ekspor Furnitur Indonesia Masih Keok oleh Malaysia, Apalagi Vietnam
Menurut dia penurunan signifikan ada di Provinsi Jatim dan Banten yang basisnya lebih di engineering wood sebagai
bahan utama yang digunakan untuk produk mebel.
Tetap Optimistis
"Target yang kita canangkan bersama pemerintah untuk mencapai angka ekspor USD5 miliar hingga akhir 2024 sepertinya harus dikoreksi dengan fakta dan data yang tidak mendukung di lapangan," kata Ketua Umum Himpunran Industri Mebel dan Kerajinan Industri (HIMKI) Abdul Sobur dalam pernyataannya, Senin (1/1/2023).
Berdasarkan laporan data ekspor mebel per september 2023 hanya mencapai USD1,29 miliar turun dari tahun 2021 yang tercatat USD1,86 miliar atau turun 30% year on year (yoy). Untuk kerajinan tahun 2023 tercatat USD513 juta
menurun dari tahun lalu yang mencapai USD647 juta, turun 21%. Total kinerja ekspor gabungan tahun lalu USD2,5 miliar turun menjadi USD1,8 miliar tahun 2023 akumulasi turun 28%.
"Dengan basis data tersebut kita bisa prediksi sampai akhir tahun 2023, angka optimis ekspor gabungan mebel dan kerajinan hanya akan mencapai USD2,5 miliar menurun akumulasi 22%," terang Sobur.
Baca Juga: Ekspor Furnitur Indonesia Masih Keok oleh Malaysia, Apalagi Vietnam
Menurut dia penurunan signifikan ada di Provinsi Jatim dan Banten yang basisnya lebih di engineering wood sebagai
bahan utama yang digunakan untuk produk mebel.
Tetap Optimistis
tulis komentar anda