Anggota BRICS Menjadi 10 Negara, China: Prospek ke Depan Makin Cerah

Rabu, 03 Januari 2024 - 13:49 WIB
China meyakini prospek BRICS ke depan akan semakin cerah dengan bertambahnya anggota baru. Foto/Ilustrasi
JAKARTA - Keanggotaan BRICS resmi bertambah menjadi 10 negara setelah Arab Saudi , Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), Iran dan Ethiopia resmi bergabung dalam organisasi antarpemerintah tersebut. Bertambahnya keanggotaan dinilai menunjukkan cerahnya prospekBRICSdi masa depan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan, sejak dimulainya 18 tahun lalu, mekanisme kerja sama BRICS telah meningkatkan kekompakan dan pengaruh serta menjadi kekuatan positif dan stabil demi kebaikan dalam urusan internasional. Fakta bahwa BRICS kini memiliki 10 negara anggota, kata Wang, menunjukkan prospek cerahnya.



"BRICS memutuskan untuk memperluas keanggotaannya, demi memenuhi aspirasi bersama pasar negara berkembang dan negara-negara berkembang, dan mengikuti tren global menuju multipolaritas. Kami akan bekerja sama dengan mitra BRICS untuk mengupayakan hasil baru dalam kerja sama BRICS yang lebih besar," ungkapnya seperti dilansir Global Times, Rabu (3/1/2024).

BRICS yang awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan kini mendapat lima anggota baru, yakni Mesir, Iran, UEA, Arab Saudi dan Ethiopia pada hari Senin (1/1) lalu. Sementara Argentina yang sedianya juga akan bergabung dengan BRICS setelah menerima undangan pada bulan Agustus 2023, tak jadi bergabung.



Presiden Argentina yang baru terpilih Javier Milei mengumumkan pada hari Jumat (29/12) bahwa Argentina tidak akan bergabung dengan kerangka negara berkembang BRICS. Meskipun Milei menyatakan bahwa saat ini bukan "saat yang tepat" bagi Argentina untuk bergabung sebagai anggota penuh, ia mengatakan bahwa ia akan berusaha untuk mengintensifkan hubungan bilateral dengan negara-negara BRICS untuk meningkatkan arus perdagangan dan investasi.

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Senin bahwa kelompok negara-negara berkembang utama BRICS sedang menarik dukungan lebih lanjut dari negara-negara yang berpikiran sama yang memiliki prinsip-prinsip dasar yang sama ketika negaranya mengambil alih kepemimpinan blok tersebut pada tahun 2024.



Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh Kremlin, Putin mengatakan prinsip-prinsip mendasar ini adalah "kesetaraan kedaulatan, penghormatan terhadap jalur pembangunan yang dipilih, saling mempertimbangkan kepentingan, keterbukaan, konsensus, aspirasi untuk membentuk tatanan internasional multipolar dan keuangan dan perdagangan global yang adil. sistem, dan pencarian solusi kolektif terhadap tantangan-tantangan utama di zaman kita."
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More