Rupiah Masih Loyo di Tahun Baru 2024, Hari Ini Jatuh ke Rp15.481/USD
Rabu, 03 Januari 2024 - 16:27 WIB
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali melanjutkan tren pelemahan di pekan pertama tahun baru 2024. Pada sore ini, kurs rupiah masih melemah yakni jatuh 11 poin ke level Rp15.481 setelah sebelumnya berada pada posisi Rp15.466 per USD.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan dolar AS terjadi sebelum risalah pertemuan The Fed bulan Desember, yang akan dirilis pada hari Rabu. Analis memperingatkan bahwa risalah tersebut mungkin tidak terlalu dovish seperti yang diharapkan pasar, sebuah skenario yang kemungkinan akan mengurangi sentimen risiko.
"Di sisi lain, penguatan dolar sebagian didorong oleh kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan geopolitik," kata Ibrahim dalam risetnya, Rabu (3/1/2024).
Meskipun The Fed memberi isyarat pada bulan Desember bahwa mereka akan mulai memangkas suku bunga pada tahun 2024, namun mereka hanya memberikan sedikit petunjuk mengenai kapan hal itu terwujud.
Pejabat Fed juga memperingatkan setelah pertemuan tersebut bahwa pertaruhan penurunan suku bunga lebih awal tidak berdasar, mengingat inflasi dan pasar tenaga kerja masih berjalan relatif panas.
Dari sentimen domestik, PMI Manufaktur Indonesia tetap berada dalam fase ekspansi selama 28 bulan berturut-turut. Capaian ini hanya Indonesia dan India yang mampu mempertahankan level di atas 50 poin selama lebih dari 25 bulan. Kinerja baik ini tentu harus dijaga dan ditingkatkan.
Kondisi sektor manufaktur di Indonesia terus membaik lantaran juga didukung dari beragam kebijakan strategis pemerintah yang telah berjalan secara on the right track.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah hari ini melemah, selanjutnya untuk perdagangan besok diprediksi bergerak fluktuatif dan kemudian ditutup lanjutkan pelemahan di rentang Rp15.460 - Rp15.540 per USD.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan dolar AS terjadi sebelum risalah pertemuan The Fed bulan Desember, yang akan dirilis pada hari Rabu. Analis memperingatkan bahwa risalah tersebut mungkin tidak terlalu dovish seperti yang diharapkan pasar, sebuah skenario yang kemungkinan akan mengurangi sentimen risiko.
"Di sisi lain, penguatan dolar sebagian didorong oleh kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan geopolitik," kata Ibrahim dalam risetnya, Rabu (3/1/2024).
Baca Juga
Meskipun The Fed memberi isyarat pada bulan Desember bahwa mereka akan mulai memangkas suku bunga pada tahun 2024, namun mereka hanya memberikan sedikit petunjuk mengenai kapan hal itu terwujud.
Pejabat Fed juga memperingatkan setelah pertemuan tersebut bahwa pertaruhan penurunan suku bunga lebih awal tidak berdasar, mengingat inflasi dan pasar tenaga kerja masih berjalan relatif panas.
Dari sentimen domestik, PMI Manufaktur Indonesia tetap berada dalam fase ekspansi selama 28 bulan berturut-turut. Capaian ini hanya Indonesia dan India yang mampu mempertahankan level di atas 50 poin selama lebih dari 25 bulan. Kinerja baik ini tentu harus dijaga dan ditingkatkan.
Kondisi sektor manufaktur di Indonesia terus membaik lantaran juga didukung dari beragam kebijakan strategis pemerintah yang telah berjalan secara on the right track.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah hari ini melemah, selanjutnya untuk perdagangan besok diprediksi bergerak fluktuatif dan kemudian ditutup lanjutkan pelemahan di rentang Rp15.460 - Rp15.540 per USD.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda