Hindari Jurang Resesi, Percepat Penyerapan Anggaran PEN
Selasa, 11 Agustus 2020 - 09:36 WIB
Sri Mulyani memerinci untuk bidang kesehatan dengan alokasi Rp87,55 triliun realisasinya baru Rp7,1 triliun atau 14,4% dari anggaran, sedangkan untuk program perlindungan sosial dengan alokasi Rp203,91 triliun telah terealisasi Rp86,45 triliun atau 48,8% dari anggaran. Kemudian untuk sektor kementerian/lembaga dan pemda dengan alokasi Rp106,5 triliun, yang sudah realisasi Rp8,6 triliun atau 25,7% dari anggaran.
Selanjutnya, insentif dunia usaha alokasi anggaran Rp120,61 triliun dengan realisasi Rp16,6 triliun atau 13,7% dari pagu; sedangkan untuk dukungan bagi UMKM dengan alokasi Rp123,47 triliun, realisasinya Rp32,5 triliun atau 27,1% dari anggaran. (Baca juga: Negara Teluk Minta PBB Perpanjang Embargo Senjata, Iran Kesal)
Menurut Sri Mulyani, tren penyerapan anggaran secara keseluruhan telah menunjukkan adanya peningkatan seiring dengan upaya pemerintah dalam memperpanjang program hingga Desember 2020. "Kita juga sudah mempercepat proses usulan baru dari berbagai klaster mulai kesehatan, UMKM, bansos, dan sektoral serta pemda,” katanya.
Tak hanya itu, Sri Mulyani menuturkan bahwa pemerintah turut melakukan redesain terhadap program-program yang tidak meningkat dalam pelaksanaannya. "Kita akan selalu melakukan redesain agar dampak dari penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi bisa maksimal. Kita terus mempercepat proses simplifikasi terhadap proses birokrasinya," tegasnya.
Menurut Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Fajar B Hirawan, dana stimulus program PEN yang disiapkan pemerintah harus dipercepat penyerapannya. Dana stimulus itu bisa digunakan secara tepat dan cepat, sebab saat ini pemerintah tidak bisa hanya fokus kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah sebanyak 40%. (Lihat videonya: Kecelakaan Maut Tol Cipali, 8 Orang Tewas)
"Karena apa? Banyak sekali masyarakat yang mungkin dulunya berpendapatan menengah sekarang sudah masuk ke golongan masyarakat miskin," tegasnya.
Jangan sampai dengan lambatnya implementasi dan penyerapan dana program PEN membuat golongan masyarakat miskin bertambah banyak. Jika hal ini terjadi, pekerjaan rumah pemerintah tentu makin besar. Jadi sudah seharusnya segera diantisipasi! (Rina Anggraeni/Suparjo Ramlan/Aditya Pratama/Rakhmat Baihaqi)
Selanjutnya, insentif dunia usaha alokasi anggaran Rp120,61 triliun dengan realisasi Rp16,6 triliun atau 13,7% dari pagu; sedangkan untuk dukungan bagi UMKM dengan alokasi Rp123,47 triliun, realisasinya Rp32,5 triliun atau 27,1% dari anggaran. (Baca juga: Negara Teluk Minta PBB Perpanjang Embargo Senjata, Iran Kesal)
Menurut Sri Mulyani, tren penyerapan anggaran secara keseluruhan telah menunjukkan adanya peningkatan seiring dengan upaya pemerintah dalam memperpanjang program hingga Desember 2020. "Kita juga sudah mempercepat proses usulan baru dari berbagai klaster mulai kesehatan, UMKM, bansos, dan sektoral serta pemda,” katanya.
Tak hanya itu, Sri Mulyani menuturkan bahwa pemerintah turut melakukan redesain terhadap program-program yang tidak meningkat dalam pelaksanaannya. "Kita akan selalu melakukan redesain agar dampak dari penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi bisa maksimal. Kita terus mempercepat proses simplifikasi terhadap proses birokrasinya," tegasnya.
Menurut Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Fajar B Hirawan, dana stimulus program PEN yang disiapkan pemerintah harus dipercepat penyerapannya. Dana stimulus itu bisa digunakan secara tepat dan cepat, sebab saat ini pemerintah tidak bisa hanya fokus kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah sebanyak 40%. (Lihat videonya: Kecelakaan Maut Tol Cipali, 8 Orang Tewas)
"Karena apa? Banyak sekali masyarakat yang mungkin dulunya berpendapatan menengah sekarang sudah masuk ke golongan masyarakat miskin," tegasnya.
Jangan sampai dengan lambatnya implementasi dan penyerapan dana program PEN membuat golongan masyarakat miskin bertambah banyak. Jika hal ini terjadi, pekerjaan rumah pemerintah tentu makin besar. Jadi sudah seharusnya segera diantisipasi! (Rina Anggraeni/Suparjo Ramlan/Aditya Pratama/Rakhmat Baihaqi)
(ysw)
tulis komentar anda