Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat ke Rp15.548 per Dolar AS
Kamis, 11 Januari 2024 - 16:32 WIB
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah sore ini ditutup menguat 21 poin ke level Rp15.548 setelah sebelumnya melemah ke level Rp15.569 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan rupiah didukung oleh pasar yang sekarang menunggu data utama indeks harga konsumen (CPI) AS untuk bulan Desember, yang akan dirilis hari ini. Inflasi IHK umum diperkirakan sedikit meningkat, sementara IHK inti diperkirakan terus turun.
"Inflasi diperkirakan akan tetap jauh di atas target tahunan The Fed sebesar 2%, dan ditambah dengan tanda-tanda ketahanan pasar tenaga kerja baru-baru ini, menjadi pertanda buruk bagi ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal," tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (11/1/2024).
Namun, para pelaku pasar tampaknya masih mempertahankan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Maret, meskipun ada sedikit pemangkasan pada minggu lalu. Alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang pemotongan suku bunga sebesar 67,1% di bulan Maret, naik dari 60,8% yang terlihat sehari lalu dan 64,7% yang terlihat pada minggu lalu. Dari sentimen domestik, pemerintah tetap optimistis meski Bank Dunia atau World Bank merevisi ke bawah outlook ekonomi global 2024 dari 2,6% menjadi 2,4%.
Sinyal perlambatan ekonomi 2024 pada dasarnya memang sudah muncul sejak 2023, namun angkanya terus direvisi ke bawah. Meski demikian, pemerintah telah mengantisipasi perlambatan global tersebut yang berpotensi mempengaruhi ekonomi Indonesia.
Adapun, Bank Dunia meramalkan ekonomi Indonesia pada 2024 dan 2025 akan stabil di 4,9%, lebih rendah dari ramalan 2023 di angka 5%. Dengan adanya perlambatan ekonomi global, kinerja ekspor diprediksi akan menurun.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah hari ini menguat, selanjutnya untuk perdagangan besok diprediksi bergerak fluktuatif dan kemudian ditutup lanjutkan pelemahan di rentang Rp15.530 - Rp15.600.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan rupiah didukung oleh pasar yang sekarang menunggu data utama indeks harga konsumen (CPI) AS untuk bulan Desember, yang akan dirilis hari ini. Inflasi IHK umum diperkirakan sedikit meningkat, sementara IHK inti diperkirakan terus turun.
"Inflasi diperkirakan akan tetap jauh di atas target tahunan The Fed sebesar 2%, dan ditambah dengan tanda-tanda ketahanan pasar tenaga kerja baru-baru ini, menjadi pertanda buruk bagi ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal," tulis Ibrahim dalam risetnya, Kamis (11/1/2024).
Namun, para pelaku pasar tampaknya masih mempertahankan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Maret, meskipun ada sedikit pemangkasan pada minggu lalu. Alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang pemotongan suku bunga sebesar 67,1% di bulan Maret, naik dari 60,8% yang terlihat sehari lalu dan 64,7% yang terlihat pada minggu lalu. Dari sentimen domestik, pemerintah tetap optimistis meski Bank Dunia atau World Bank merevisi ke bawah outlook ekonomi global 2024 dari 2,6% menjadi 2,4%.
Sinyal perlambatan ekonomi 2024 pada dasarnya memang sudah muncul sejak 2023, namun angkanya terus direvisi ke bawah. Meski demikian, pemerintah telah mengantisipasi perlambatan global tersebut yang berpotensi mempengaruhi ekonomi Indonesia.
Adapun, Bank Dunia meramalkan ekonomi Indonesia pada 2024 dan 2025 akan stabil di 4,9%, lebih rendah dari ramalan 2023 di angka 5%. Dengan adanya perlambatan ekonomi global, kinerja ekspor diprediksi akan menurun.
Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah hari ini menguat, selanjutnya untuk perdagangan besok diprediksi bergerak fluktuatif dan kemudian ditutup lanjutkan pelemahan di rentang Rp15.530 - Rp15.600.
(nng)
tulis komentar anda