BUMI Terapkan Good Mining Practice demi Pertambangan Berkelanjutan
Selasa, 16 Januari 2024 - 14:51 WIB
JAKARTA - Produksi batu bara sebagai komoditas utama penggerak ekonomi Indonesia mencatat realisasi melebihi target nasional hingga awal Desember 2023. Data yang dihimpun Minerba One Map Indonesia (MODI) Kementerian ESDM pada 4 Desember 2023 menunjukkan, produksi batu bara nasional mencapai 701,14 juta ton, melampaui target nasional 694 juta ton.
Terkait dengan itu, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sebagai produsen batu bara terbesar di Indonesia, bersama unit usahanya PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (Arutmin) menegaskan komitmennya untuk senantiasa meningkatkan kinerja environmental, social, and governance (ESG), termasuk secara aktif menerapkan good mining practice. Good mining practice atau praktik pertambangan yang memenuhi ketentuan-ketentuan, kriteria, kaidah dan norma-norma yang tepat, diterapkan untuk meminimalisir dampak negatif dari aktivitas pertambangan.
Presiden Direktur BUMI Adika Nuraga Bakrie menegaskan, komitmen perseroan bersama unit usahanya dalam hal ini bukan hanya sekadar program, namun telah menjadi business core competence. Dengan begitu, kata dia, BUMI dan unit bisnisnya mampu melakukan praktik-praktik terbaik, berkontribusi dalam menciptakan kemandirian di masyarakat yang berkontribusi langsung terhadap perwujudan SDGs dan aspek-aspek ESG sebagaimana tercantum dalam UU No 40/2007 tentang Perseroan Terbatas.
"Dengan demikian, kami yakin dapat memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan dan masyarakat sekitar," ungkap Adika dalam keterangan tertulis, Selasa (16/1/2024).
Dia menjelaskan, dalam aspek keselamatan pertambangan, perseroan memiliki target yang meliputi zero fatality and lost time injury, yaitu mencegah kecelakaan yang berakibat kematian dan hilangnya waktu kerja. Selanjutnya, zero injury, yaitu meminimalkan kejadian berakibat cedera pada pekerja, dan zero accident, yaitu mengendalikan segala bentuk bahaya dan risiko yang berpotensi terjadinya kecelakaan.
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang selamat, sehat dan produktif, jelas Adika, Tambang Asamasam telah menerapkan Go to Proactive Safety (ASM-GPS). ASM-GPS mempunyai beberapa program menarik seperti HSE Social Experiment, HSE Nebeng, HSE Layar Tancap Keliling, dan HSE Ngufi. Sementara aspek perlindungan lingkungan diatur dalam sistem manajemen lingkungan yang mengacu pada Sistem Manajemen K3L di PT AI Tambang Asamasam dengan mengadopsi SML Corporate PT Arutmin Indonesia. Perusahaan telah memiliki sertifikasi ISO 14001: 2015 yang berlaku dari tanggal 23 September 2022 sampai 11 September 2025.
Dia mencontohkan salah satu upaya perlindungan lingkungan yang dilakukan Arutmin, yakni reklamasi lahan bekas tambang terbuka Ata Selatan (Ata Sela), salah satu lokasi pertambangan Blok Serongga, Batulicin. Pada 2014, lahan tambang selesai beroperasi dan lubang tambang diubah menjadi danau pascatambang. Reklamasi dilakukan sejak 2009 pada lahan seluas 295 hektare atau setara dengan penamanan 250.000 pohon. Sementara itu, arboretum dibangun seluas 3,5 hektare, dengan 44 jenis koleksi tanaman lokal, termasuk beberapa jenis tanaman langka serta berbagai jenis tanaman anggrek.
Danau pascatambang Ata Sela seluas 76,2 hektare yang berkedalaman maksimal 100 meter itu kini juga menjadi tempat budidaya nila dengan sistem keramba jaring apung yang dikelola oleh kelompok pembudidaya yang beranggotakan 14 orang. Danau itu juga menjadi cadangan air dengan volume mencapai 20 juta meter kubik.
"Operasi tambang bisa berjalan lancar jika masyarakat dapat menerima manfaat yang besar. Keberhasilan diukur dari penerimaan dan penghargaan masyarakat terhadap usaha-usaha yang dilakukan untuk menerapkan good mining practice dimana pertambangan adalah prasyarat untuk diterima masyarakat sehingga keberlanjutan bisnis perusahaan terjaga," tandasnya.
Terkait dengan itu, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sebagai produsen batu bara terbesar di Indonesia, bersama unit usahanya PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan PT Arutmin Indonesia (Arutmin) menegaskan komitmennya untuk senantiasa meningkatkan kinerja environmental, social, and governance (ESG), termasuk secara aktif menerapkan good mining practice. Good mining practice atau praktik pertambangan yang memenuhi ketentuan-ketentuan, kriteria, kaidah dan norma-norma yang tepat, diterapkan untuk meminimalisir dampak negatif dari aktivitas pertambangan.
Presiden Direktur BUMI Adika Nuraga Bakrie menegaskan, komitmen perseroan bersama unit usahanya dalam hal ini bukan hanya sekadar program, namun telah menjadi business core competence. Dengan begitu, kata dia, BUMI dan unit bisnisnya mampu melakukan praktik-praktik terbaik, berkontribusi dalam menciptakan kemandirian di masyarakat yang berkontribusi langsung terhadap perwujudan SDGs dan aspek-aspek ESG sebagaimana tercantum dalam UU No 40/2007 tentang Perseroan Terbatas.
"Dengan demikian, kami yakin dapat memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan dan masyarakat sekitar," ungkap Adika dalam keterangan tertulis, Selasa (16/1/2024).
Dia menjelaskan, dalam aspek keselamatan pertambangan, perseroan memiliki target yang meliputi zero fatality and lost time injury, yaitu mencegah kecelakaan yang berakibat kematian dan hilangnya waktu kerja. Selanjutnya, zero injury, yaitu meminimalkan kejadian berakibat cedera pada pekerja, dan zero accident, yaitu mengendalikan segala bentuk bahaya dan risiko yang berpotensi terjadinya kecelakaan.
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang selamat, sehat dan produktif, jelas Adika, Tambang Asamasam telah menerapkan Go to Proactive Safety (ASM-GPS). ASM-GPS mempunyai beberapa program menarik seperti HSE Social Experiment, HSE Nebeng, HSE Layar Tancap Keliling, dan HSE Ngufi. Sementara aspek perlindungan lingkungan diatur dalam sistem manajemen lingkungan yang mengacu pada Sistem Manajemen K3L di PT AI Tambang Asamasam dengan mengadopsi SML Corporate PT Arutmin Indonesia. Perusahaan telah memiliki sertifikasi ISO 14001: 2015 yang berlaku dari tanggal 23 September 2022 sampai 11 September 2025.
Dia mencontohkan salah satu upaya perlindungan lingkungan yang dilakukan Arutmin, yakni reklamasi lahan bekas tambang terbuka Ata Selatan (Ata Sela), salah satu lokasi pertambangan Blok Serongga, Batulicin. Pada 2014, lahan tambang selesai beroperasi dan lubang tambang diubah menjadi danau pascatambang. Reklamasi dilakukan sejak 2009 pada lahan seluas 295 hektare atau setara dengan penamanan 250.000 pohon. Sementara itu, arboretum dibangun seluas 3,5 hektare, dengan 44 jenis koleksi tanaman lokal, termasuk beberapa jenis tanaman langka serta berbagai jenis tanaman anggrek.
Danau pascatambang Ata Sela seluas 76,2 hektare yang berkedalaman maksimal 100 meter itu kini juga menjadi tempat budidaya nila dengan sistem keramba jaring apung yang dikelola oleh kelompok pembudidaya yang beranggotakan 14 orang. Danau itu juga menjadi cadangan air dengan volume mencapai 20 juta meter kubik.
"Operasi tambang bisa berjalan lancar jika masyarakat dapat menerima manfaat yang besar. Keberhasilan diukur dari penerimaan dan penghargaan masyarakat terhadap usaha-usaha yang dilakukan untuk menerapkan good mining practice dimana pertambangan adalah prasyarat untuk diterima masyarakat sehingga keberlanjutan bisnis perusahaan terjaga," tandasnya.
(fjo)
Lihat Juga :
tulis komentar anda