Konsumsi Listrik di SPKLU PLN Naik Hampir 6 Kali Lipat, Masyarakat Makin Pede Pindah ke EV
Minggu, 21 Januari 2024 - 08:16 WIB
JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menyebut total Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum ( SPKLU ) yang tersedia di berbagai titik mencapai 1.081 unit. Jumlah itu tercatat hingga akhir 2023.
Dari total SPKLU yang ada, konsumsi listrik yang diserap melalui Electric Vehicle (EV) juga mengalami peningkatan signifikan atau hampir 6 kali lipat. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, konsumsi listrik oleh EV atau mobil listrik sepanjang 2023 mencapai 2.464.825 kilowatt hour (kWh) dibanding 2022 sebesar 436.656 kWh.
Menurutnya, transisi kendaraan dari berbahan bakar minyak (BBM) ke EV merupakan salah satu alternatif mencapai Net Zero Emissions pada 2060 atau lebih cepat. Karena itu, peningkatan yang terjadi merupakan sinyal positif bahwa keyakinan masyarakat untuk berpindah ke EV semakin tinggi.
”PLN akan terus meningkatkan fasilitas pelayanan bagi pengguna EV di tanah air. Peran SPKLU ini menjadi vital untuk memberi kemudahan para pengguna EV dalam mengisi daya sekaligus mewujudkan Indonesia tanpa emisi atau NZE di tahun 2060 atau lebih cepat,” ujar Darmawan melalui keterangan pers, dikutip Minggu (21/1/2024).
Selama 2023 PLN menggenjot pembangunan infrastruktur pendukung charging EV dan penggunaan kendaraan listrik secara masif. Hal ini diwujudkan lewat fasilitas pengisian daya kendaraan listrik di acara kenegaraan, di lokasi destinasi wisata, kantor pemerintahan, hingga mendukung berbagai pameran otomotif berbasis listrik di tanah air.
”Jadi PLN di sini tidak hanya menghadirkan SPKLU, tapi bersama Pemerintah juga aktif mendorong penggunaan kendaraan listrik lewat berbagai strategi. Diharapkan pola-pola ini dapat memotivasi masyarakat beralih ke kendaraan listrik,” paparnya.
Beberapa upaya yang digencarkan PLN dalam mendorong peralihan ke EV pada tahun lalu adalah pembangunan perdana SPKLU di sejumlah wilayah, seperti Kota Jambi dan Lubuk Linggau yang masing-masing mulai dioperasikan pada Januari 2023, Kota Serang dan Payakumbuh yang dioperasikan Februari 2023, dan SPKLU Ibu Kota Nusantara pada September 2023.
Dari total SPKLU yang ada, konsumsi listrik yang diserap melalui Electric Vehicle (EV) juga mengalami peningkatan signifikan atau hampir 6 kali lipat. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, konsumsi listrik oleh EV atau mobil listrik sepanjang 2023 mencapai 2.464.825 kilowatt hour (kWh) dibanding 2022 sebesar 436.656 kWh.
Menurutnya, transisi kendaraan dari berbahan bakar minyak (BBM) ke EV merupakan salah satu alternatif mencapai Net Zero Emissions pada 2060 atau lebih cepat. Karena itu, peningkatan yang terjadi merupakan sinyal positif bahwa keyakinan masyarakat untuk berpindah ke EV semakin tinggi.
”PLN akan terus meningkatkan fasilitas pelayanan bagi pengguna EV di tanah air. Peran SPKLU ini menjadi vital untuk memberi kemudahan para pengguna EV dalam mengisi daya sekaligus mewujudkan Indonesia tanpa emisi atau NZE di tahun 2060 atau lebih cepat,” ujar Darmawan melalui keterangan pers, dikutip Minggu (21/1/2024).
Baca Juga
Selama 2023 PLN menggenjot pembangunan infrastruktur pendukung charging EV dan penggunaan kendaraan listrik secara masif. Hal ini diwujudkan lewat fasilitas pengisian daya kendaraan listrik di acara kenegaraan, di lokasi destinasi wisata, kantor pemerintahan, hingga mendukung berbagai pameran otomotif berbasis listrik di tanah air.
”Jadi PLN di sini tidak hanya menghadirkan SPKLU, tapi bersama Pemerintah juga aktif mendorong penggunaan kendaraan listrik lewat berbagai strategi. Diharapkan pola-pola ini dapat memotivasi masyarakat beralih ke kendaraan listrik,” paparnya.
Beberapa upaya yang digencarkan PLN dalam mendorong peralihan ke EV pada tahun lalu adalah pembangunan perdana SPKLU di sejumlah wilayah, seperti Kota Jambi dan Lubuk Linggau yang masing-masing mulai dioperasikan pada Januari 2023, Kota Serang dan Payakumbuh yang dioperasikan Februari 2023, dan SPKLU Ibu Kota Nusantara pada September 2023.
Lihat Juga :
tulis komentar anda