Pabrik WPI Palembang Beroperasi, Siap Serap Gabah Petani
Selasa, 30 Januari 2024 - 21:09 WIB
BANYUASIN - Pabrik Wilmar Padi Indonesia (WPI) Palembang, Wilmar Group , sudah siap beroperasi. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 600 ton per hari. Pabrik canggih ini menggunakan teknologi dari China dan Jepang.
Untuk proses gabah menjadi produk beras siap konsumsi melewati beberapa tahap. Yakni receving, drying, silo, husking, milling, dan packing. Di tahap receving, gabah dari petani dicek kualitasnya di tiap karungnya. Apakah kondisi gabah bagus atau tidak (misalnya berjamur atau berwarna hitam).
”Setelah diteliti, maka langsung kita bayar ke petani. Biasanya keesokan harinya kita langsung bayar,” kata Manajer Pabrik WPI Palembang Arian Achairun saat SINDOnews berkunjung ke pabrik WPI Palembang, Banyuasin, Selasa (30/1/2024).
Setelah proses receving dilanjutkan dengan drying. Proses pengeringan ini menggunakan sistem uap dari China. Pengeringan membutuhkan waktu 12-20 jam. Pabrik WPI Palembang sendiri memiliki 9 mesin pengering. Tiap mesin pengering memiliki kapasitas 110 ton.
Usai pengeringan, gabah yang sudah kering dikirim ke silo untuk disimpan. Selanjutnya gabah melalui proses husking (pemecahan kulit). Dari proses ini akan didapatkan brown rice. Sekam yang didapat dari proses ini akan digunakan untuk bahan bakar pabrik.
Selanjutnya untuk mendapatkan beras yang bersih masuk ke proses milling. Dari proses ini akan ada pemisahan bekatul. Hasilnya didapatkan padi yang bersih dan bekatul. ”Untuk bekatul akan dijual untuk pakan ternak dan sebagainya,” ujar Kepala Produksi Pabrik WPI Palembang Andreas Pradipta.
Dengan beroperasinya pabrik ini, WPI Palembang siap menyerap gabah para petani. Baik itu petani mitra maupun yang bukan. ”Semua kita terima namun tetap melalui proses yang telah kita tetapkan. Diteliti mutunya,” lanjut Arian.
Namun Arian tidak menampik kalau beras dari petani mitra akan lebih memudahkan pihak pabrik untuk meneliti mutu gabah. Karena gabah dari petani mitra, WPI sudah tahu asal usul bibit dan memantau kualitasnya sejak tumbuh di sawah.
Lihat Juga: Wamentan Sudaryono Ajak Milenial Berperan dalam Ketahanan Pangan Nasional di Era Digital
Untuk proses gabah menjadi produk beras siap konsumsi melewati beberapa tahap. Yakni receving, drying, silo, husking, milling, dan packing. Di tahap receving, gabah dari petani dicek kualitasnya di tiap karungnya. Apakah kondisi gabah bagus atau tidak (misalnya berjamur atau berwarna hitam).
”Setelah diteliti, maka langsung kita bayar ke petani. Biasanya keesokan harinya kita langsung bayar,” kata Manajer Pabrik WPI Palembang Arian Achairun saat SINDOnews berkunjung ke pabrik WPI Palembang, Banyuasin, Selasa (30/1/2024).
Setelah proses receving dilanjutkan dengan drying. Proses pengeringan ini menggunakan sistem uap dari China. Pengeringan membutuhkan waktu 12-20 jam. Pabrik WPI Palembang sendiri memiliki 9 mesin pengering. Tiap mesin pengering memiliki kapasitas 110 ton.
Usai pengeringan, gabah yang sudah kering dikirim ke silo untuk disimpan. Selanjutnya gabah melalui proses husking (pemecahan kulit). Dari proses ini akan didapatkan brown rice. Sekam yang didapat dari proses ini akan digunakan untuk bahan bakar pabrik.
Selanjutnya untuk mendapatkan beras yang bersih masuk ke proses milling. Dari proses ini akan ada pemisahan bekatul. Hasilnya didapatkan padi yang bersih dan bekatul. ”Untuk bekatul akan dijual untuk pakan ternak dan sebagainya,” ujar Kepala Produksi Pabrik WPI Palembang Andreas Pradipta.
Dengan beroperasinya pabrik ini, WPI Palembang siap menyerap gabah para petani. Baik itu petani mitra maupun yang bukan. ”Semua kita terima namun tetap melalui proses yang telah kita tetapkan. Diteliti mutunya,” lanjut Arian.
Namun Arian tidak menampik kalau beras dari petani mitra akan lebih memudahkan pihak pabrik untuk meneliti mutu gabah. Karena gabah dari petani mitra, WPI sudah tahu asal usul bibit dan memantau kualitasnya sejak tumbuh di sawah.
Lihat Juga: Wamentan Sudaryono Ajak Milenial Berperan dalam Ketahanan Pangan Nasional di Era Digital
(poe)
tulis komentar anda