Jauh, Resesi Inggris Tak Akan Sampai ke Sini
Kamis, 13 Agustus 2020 - 11:13 WIB
JAKARTA - Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai Inggris secara resmi telah mengalami resesi akibat kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Pertumbuhan ekonomi negara itu pada kuartal II 2020 yang tercatat minus 20,4%, lebih rendah dibanding pertumbuhan pada kuartal I 2020 yang minus 2,2%.
"Kontraksi pada kuartal ini disebabkan masih diberlakukannya berbagai pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran pandemi," kata Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Kamis (13/8/2020).
Kata dia, dari sisi Indonesia, resesi yang terjadi di Inggris ini berdampak terbatas, karena jaringan keterkaitan investasi dan perdagangan antara Inggris dan Indonesia relatif lemah. ( Baca juga:Zulkifli Hasan Siap Jadi Mentor Gibran, Rizal Ramli Heran )
"Berkaca pada Inggris dan beberapa negara yang sudah terlebih dahulu mengalami krisis, pembatasan aktivitas sosial mempunyai konsekuensi perlambatan aktivitas ekonomi, yang kemudian akan menyebabkan kontraksi pada PDB," katanya.
Oleh karena itu, untuk mencegah agar Indonesia tidak mengalami resesi dibutuhkan mekanisme-mekanisme pembukaan ekonomi di bulan ini agar aktivitas ekonomi mulai berjalan kembali. Pembukaan ini tentunya harus diiringi dengan regulasi kesehatan.
"Apabila pembukaan ekonomi tidak diiringi protokol kesehatan, maka pandemi akan menyebar semakin luas, dan berdampak pada proses pemulihan ekonomi," katanya.
"Kontraksi pada kuartal ini disebabkan masih diberlakukannya berbagai pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran pandemi," kata Josua saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Kamis (13/8/2020).
Kata dia, dari sisi Indonesia, resesi yang terjadi di Inggris ini berdampak terbatas, karena jaringan keterkaitan investasi dan perdagangan antara Inggris dan Indonesia relatif lemah. ( Baca juga:Zulkifli Hasan Siap Jadi Mentor Gibran, Rizal Ramli Heran )
"Berkaca pada Inggris dan beberapa negara yang sudah terlebih dahulu mengalami krisis, pembatasan aktivitas sosial mempunyai konsekuensi perlambatan aktivitas ekonomi, yang kemudian akan menyebabkan kontraksi pada PDB," katanya.
Oleh karena itu, untuk mencegah agar Indonesia tidak mengalami resesi dibutuhkan mekanisme-mekanisme pembukaan ekonomi di bulan ini agar aktivitas ekonomi mulai berjalan kembali. Pembukaan ini tentunya harus diiringi dengan regulasi kesehatan.
"Apabila pembukaan ekonomi tidak diiringi protokol kesehatan, maka pandemi akan menyebar semakin luas, dan berdampak pada proses pemulihan ekonomi," katanya.
(uka)
tulis komentar anda