Resesi, Jepang Tak Lagi Jadi Negara Ekonomi Terbesar Ketiga di Dunia
Kamis, 15 Februari 2024 - 13:42 WIB
JAKARTA - Jepang kehilangan posisinya sebagai negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia setelah raksasa Asia tersebut secara tak terduga tergelincir ke dalam resesi . Jepang melaporkan kontraksi selama dua kuartal berturut-turut pada Kamis (15/2), turun 0,4% secara tahunan pada kuartal keempat setelah revisi kontraksi 3,3% pada kuartal ketiga.
Sepanjang tahun 2023, PDB nominal Jepang tumbuh 5,7% dibandingkan tahun 2023 menjadi 591,48 triliun yen, atau USD4,2 triliun berdasarkan nilai tukar rata-rata pada tahun 2023. Sebaliknya, Jerman mengalami pertumbuhan PDB nominal sebesar 6,3% hingga mencapai 4,12 triliun euro, atau USD4,46 triliun berdasarkan nilai tukar rata-rata tahun lalu.
Menanggapi rilis PDB terbaru, indeks acuan Nikkei 225 naik 0,65% dan sempat melampaui angka 38.000 di sesi pagi, karena investor melihat pembacaan ekonomi yang lemah sebagai tanda Bank of Japan dapat menunda keluarnya mereka dari obligasi jangka panjang negara tersebut. kebijakan suku bunga negatif.
Yen terus berada di sekitar angka 150 terhadap dolar AS, diperdagangkan pada 150,2 pada pukul 13:55. waktu Tokyo.
Baca Juga: AS Bakal Kerahkan 5 Kapal Induk untuk Unjuk Kekuatan pada China
"Gambaran pertumbuhan yang mengerikan ini membuat semakin sulit bagi BOJ untuk memperketat kebijakannya," ungkap Kepala Strategi FX di Saxo Markets, Charu Chanana, seperti dilansir CNBC, Kamis (15/2/2024).
Dalam catatan sebelumnya, Chanana mengatakan kontraksi PDB pada kuartal ketiga "melemahkan keyakinan mengenai apakah inflasi benar-benar didorong oleh siklus peningkatan pendapatan dan belanja riil."
Sepanjang tahun 2023, PDB nominal Jepang tumbuh 5,7% dibandingkan tahun 2023 menjadi 591,48 triliun yen, atau USD4,2 triliun berdasarkan nilai tukar rata-rata pada tahun 2023. Sebaliknya, Jerman mengalami pertumbuhan PDB nominal sebesar 6,3% hingga mencapai 4,12 triliun euro, atau USD4,46 triliun berdasarkan nilai tukar rata-rata tahun lalu.
Menanggapi rilis PDB terbaru, indeks acuan Nikkei 225 naik 0,65% dan sempat melampaui angka 38.000 di sesi pagi, karena investor melihat pembacaan ekonomi yang lemah sebagai tanda Bank of Japan dapat menunda keluarnya mereka dari obligasi jangka panjang negara tersebut. kebijakan suku bunga negatif.
Yen terus berada di sekitar angka 150 terhadap dolar AS, diperdagangkan pada 150,2 pada pukul 13:55. waktu Tokyo.
Baca Juga: AS Bakal Kerahkan 5 Kapal Induk untuk Unjuk Kekuatan pada China
"Gambaran pertumbuhan yang mengerikan ini membuat semakin sulit bagi BOJ untuk memperketat kebijakannya," ungkap Kepala Strategi FX di Saxo Markets, Charu Chanana, seperti dilansir CNBC, Kamis (15/2/2024).
Dalam catatan sebelumnya, Chanana mengatakan kontraksi PDB pada kuartal ketiga "melemahkan keyakinan mengenai apakah inflasi benar-benar didorong oleh siklus peningkatan pendapatan dan belanja riil."
(fjo)
tulis komentar anda