Ekonomi Inggris Jatuh ke Dalam Resesi pada Akhir 2023
Kamis, 15 Februari 2024 - 18:13 WIB
LONDON - Ekonomi Inggris jatuh ke dalam resesi pada kuartal terakhir di tahun 2023, yang bisa menjadi batu sandungan menjelang pemilihan Perdana Menteri Rishi Sunak yang diperkirakan pada 2024. Sebelumnya Rishi Sunak berjanji untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Produk domestik bruto (PDB) Inggris pada paruh kedua tahun 2023, mengalami kontraksi sebesar 0,3% dalam tiga bulan hingga Desember. Pelemahan ini mengikuti kuartal sebelumnya yang juga menyusut 0,1% antara periode Juli dan September 2023, menurut data resmi.
Inggris dianggap berada dalam resesi jika PDB turun selama dua periode tiga bulanan berturut-turut. Kontraksi di kuartal IV tahun 2023 lebih dalam dari perkiraan semua ekonom dalam jajak pendapat Reuters, yang sebelumnya memperkirakan bakal turun 0,1%.
Poundsterling terpantau melemah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dan euro. Sementara itu investor meramalkan Bank of England (BoE) bakal memotong suku bunga tahun ini dan sektor bisnis akan meminta lebih banyak bantuan dari pemerintah dalam rencana anggaran yang jatuh tempo pada 6 Maret.
Data ekonomi pada hari Kamis (15/2/2024), membuat Inggris bergabung dengan Jepang di antara kelompok negara maju G7 yang jatuh ke dalam resesi. Berdasarkan historis, resesi Inggris kemungkinan hanya berumur pendek dan tidak terlalu dalam.
Di sisi lain, Kanada belum melaporkan data PDB untuk kuartal keempat. Ekonomi Inggris berdiri hanya 1% lebih tinggi dari posisi akhir 2019, sebelum pandemi COVID-19 melanda - ketika hanya Jerman di antara negara-negara G7 yang bernasib lebih buruk.
Produk domestik bruto (PDB) Inggris pada paruh kedua tahun 2023, mengalami kontraksi sebesar 0,3% dalam tiga bulan hingga Desember. Pelemahan ini mengikuti kuartal sebelumnya yang juga menyusut 0,1% antara periode Juli dan September 2023, menurut data resmi.
Inggris dianggap berada dalam resesi jika PDB turun selama dua periode tiga bulanan berturut-turut. Kontraksi di kuartal IV tahun 2023 lebih dalam dari perkiraan semua ekonom dalam jajak pendapat Reuters, yang sebelumnya memperkirakan bakal turun 0,1%.
Poundsterling terpantau melemah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dan euro. Sementara itu investor meramalkan Bank of England (BoE) bakal memotong suku bunga tahun ini dan sektor bisnis akan meminta lebih banyak bantuan dari pemerintah dalam rencana anggaran yang jatuh tempo pada 6 Maret.
Data ekonomi pada hari Kamis (15/2/2024), membuat Inggris bergabung dengan Jepang di antara kelompok negara maju G7 yang jatuh ke dalam resesi. Berdasarkan historis, resesi Inggris kemungkinan hanya berumur pendek dan tidak terlalu dalam.
Di sisi lain, Kanada belum melaporkan data PDB untuk kuartal keempat. Ekonomi Inggris berdiri hanya 1% lebih tinggi dari posisi akhir 2019, sebelum pandemi COVID-19 melanda - ketika hanya Jerman di antara negara-negara G7 yang bernasib lebih buruk.
(akr)
tulis komentar anda