Hadapi Tantangan Industri Sawit, Astra Agro Tingkatkan Kerja Sama Riset
Minggu, 18 Februari 2024 - 22:25 WIB
Kerja sama penelitian ini juga ditujukan untuk menghasilkan varietas unggul kelapa sawit dengan menggunakan teknologi baru yaitu Genome Editing.
Kolaborasi dengan University of Newcastle di Inggris juga dilakukan. Di kampus yang memiliki 3 fakultas science, agribisnis, dan engineering itu memfokuskan penelitian pada pengembangan novel biopestisida ramah lingkungan menggunakan teknologi fusion-protein dan interferensi Ribonucleic acid (RNA) atau RNAi.
Aplikasi RNAi bisa digunakan untuk pengendalian hama (biopesticides) seperti ulat dan lainnya. Astra Agro mencoba meneliti karena aplikasi ini lebih ramah lingkungan daripada penggunaan pestisida kimia. Satu lagi riset bersama kampus Newcastle mengenai modulasi perilaku serangga.
Selain dua kampus tersebut, kerja sama riset di dalam negeri juga dijalin di antaranya dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), PT Riset Perkebunan Nasional, Konsorsium Genom Sawit Indonesia serta beberapa pihak swasta lainnya.
Menurut Santosa, tantangan menemukan solusi dan inovasi-inovasi baru tentu tidak semudah membalik telapak tangan. Apalagi bila diorientasikan untuk kepentingan nasional yang berharap industri sawit tumbuh sebagai salah satu penopang perekonomian Indonesia.
Karena itu, setiap insan Astra dituntut gigih menuntaskan semua tantangan. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci dalam mencapai kesuksesan R&D. Karena itu Astra Agro tidak ragu dalam berinvestasi pada pengembangan SDM.
“Saat ini kami sudah punya 2 doktor dan 1 yang masih dalam masa pendidikan serta beberapa yang sedang dalam program magister. Targetnya, ke depan kami ingin masuk dalam tiga besar pusat riset kelapa sawit terbaik di Indonesia,” ucapnya.
Kolaborasi dengan University of Newcastle di Inggris juga dilakukan. Di kampus yang memiliki 3 fakultas science, agribisnis, dan engineering itu memfokuskan penelitian pada pengembangan novel biopestisida ramah lingkungan menggunakan teknologi fusion-protein dan interferensi Ribonucleic acid (RNA) atau RNAi.
Aplikasi RNAi bisa digunakan untuk pengendalian hama (biopesticides) seperti ulat dan lainnya. Astra Agro mencoba meneliti karena aplikasi ini lebih ramah lingkungan daripada penggunaan pestisida kimia. Satu lagi riset bersama kampus Newcastle mengenai modulasi perilaku serangga.
Selain dua kampus tersebut, kerja sama riset di dalam negeri juga dijalin di antaranya dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), PT Riset Perkebunan Nasional, Konsorsium Genom Sawit Indonesia serta beberapa pihak swasta lainnya.
Menurut Santosa, tantangan menemukan solusi dan inovasi-inovasi baru tentu tidak semudah membalik telapak tangan. Apalagi bila diorientasikan untuk kepentingan nasional yang berharap industri sawit tumbuh sebagai salah satu penopang perekonomian Indonesia.
Karena itu, setiap insan Astra dituntut gigih menuntaskan semua tantangan. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kunci dalam mencapai kesuksesan R&D. Karena itu Astra Agro tidak ragu dalam berinvestasi pada pengembangan SDM.
“Saat ini kami sudah punya 2 doktor dan 1 yang masih dalam masa pendidikan serta beberapa yang sedang dalam program magister. Targetnya, ke depan kami ingin masuk dalam tiga besar pusat riset kelapa sawit terbaik di Indonesia,” ucapnya.
(jon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda