Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.597 per Dolar AS Sore Ini
Jum'at, 23 Februari 2024 - 16:13 WIB
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah sore ini kembali ditutup melemah 8 poin ke level Rp15.597 setelah sebelumnya sempat naik di level Rp15.589.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar kembali menguat karena komentar The Fed yang hawkish dan data tenaga kerja yang kuat semakin melemahkan taruhan awal penurunan suku bunga.
"Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan pada Kamis malam bahwa ia memerlukan lebih banyak bukti bahwa inflasi sedang mendingin, sebelum bank sentral mempertimbangkan penurunan suku bunga," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (23/2/2024).
Komentarnya adalah yang terbaru di antara banyak pejabat Fed lainnya yang mengatakan bahwa bank tersebut tidak terburu-buru untuk mulai memangkas kebijakan moneter. Risalah pertemuan The Fed pada akhir bulan Januari juga menegaskan kembali pesan ini pada awal minggu ini.
Komentar Waller muncul hanya beberapa jam setelah data menunjukkan klaim pengangguran secara tak terduga turun selama seminggu terakhir, menandakan berlanjutnya kekuatan di pasar tenaga kerja, yang memberikan semakin sedikit dorongan bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga lebih awal.
Prospek suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama menjadi pertanda buruk bagi pasar Asia, karena kesenjangan antara imbal hasil yang berisiko dan yang berisiko rendah semakin menyempit. Gagasan ini membuat sebagian besar mata uang regional diperdagangkan lebih rendah pada minggu ini.
Alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang semakin mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada bulan Mei dan Juni. Dari sisi sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) mencatat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami surplus sebesar USD8,6 miliar pada kuartal keempat 2023.
Surplus pada periode tersebut meningkat signifikan pada USD8,6 Miliar dibandingkan dengan kinerja kuartal sebelumnya yang mencatat defisit USD1,5 miliar, sehingga menopang ketahanan eksternal Indonesia.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar kembali menguat karena komentar The Fed yang hawkish dan data tenaga kerja yang kuat semakin melemahkan taruhan awal penurunan suku bunga.
"Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan pada Kamis malam bahwa ia memerlukan lebih banyak bukti bahwa inflasi sedang mendingin, sebelum bank sentral mempertimbangkan penurunan suku bunga," tulis Ibrahim dalam risetnya, Jumat (23/2/2024).
Komentarnya adalah yang terbaru di antara banyak pejabat Fed lainnya yang mengatakan bahwa bank tersebut tidak terburu-buru untuk mulai memangkas kebijakan moneter. Risalah pertemuan The Fed pada akhir bulan Januari juga menegaskan kembali pesan ini pada awal minggu ini.
Komentar Waller muncul hanya beberapa jam setelah data menunjukkan klaim pengangguran secara tak terduga turun selama seminggu terakhir, menandakan berlanjutnya kekuatan di pasar tenaga kerja, yang memberikan semakin sedikit dorongan bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga lebih awal.
Prospek suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama menjadi pertanda buruk bagi pasar Asia, karena kesenjangan antara imbal hasil yang berisiko dan yang berisiko rendah semakin menyempit. Gagasan ini membuat sebagian besar mata uang regional diperdagangkan lebih rendah pada minggu ini.
Alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang semakin mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga The Fed pada bulan Mei dan Juni. Dari sisi sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) mencatat Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mengalami surplus sebesar USD8,6 miliar pada kuartal keempat 2023.
Surplus pada periode tersebut meningkat signifikan pada USD8,6 Miliar dibandingkan dengan kinerja kuartal sebelumnya yang mencatat defisit USD1,5 miliar, sehingga menopang ketahanan eksternal Indonesia.
tulis komentar anda