BI Tahan Suku Bunga 6%, Rupiah Ditutup Menguat ke Rp15.631
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah sore ini ditutup menguat 29 poin ke level Rp15.631 setelah sebelumnya sempat turun di level Rp15.642.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah menguat karena investor juga mengabaikan data inflasi harga konsumen dan produsen AS yang lebih tinggi dari perkiraan untuk bulan Januari yang dirilis minggu lalu karena kemungkinan besar dipengaruhi oleh penyesuaian musiman dan tidak menunjukkan adanya tekanan harga baru.
"Hal ini akan membuat Federal Reserve berada di jalur yang tepat untuk mulai memangkas suku bunga dalam beberapa bulan mendatang," tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (21/2/2024).
Fokus kini tertuju pada risalah pertemuan The Fed pada akhir bulan Januari untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk mengenai kemungkinan arah suku bunga AS. Bank sentral telah mempertahankan suku bunga stabil selama pertemuan tersebut, namun sebagian besar meremehkan ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal.
Selain risalah rapat The Fed pada hari Rabu, fokus juga tertuju pada pidato dari serangkaian pejabat The Fed minggu ini, termasuk Raphael Bostic dan Michelle Bowman, keduanya merupakan bagian dari komite penetapan suku bunga bank tersebut.
Dari sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan atau BI Rate pada level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 20-21 Februari 2024. Suku bunga Deposit Facility juga diputus tetap di posisi 5,25% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
Hal ini sejalan dengan ekspektasi para analis yang memperkirakan secara absolute bahwa BI akan menahan suku bunga acuan (BI rate) di level 6,00%. Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,25% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
Keputusan tersebut menjadi kali keempat BI menahan di level tersebut setelah menahan pada November, Desember, dan Januari. Sebelumnya, BI menaikkan suku bunganya pada Oktober 2023 sebesar 25 basis poin (bps) dari 5,75%.
Upaya BI menahan suku bunga acuan adalah masih adanya sentimen ketidakpastian pemilu yang terjadi di Indonesia saat ini dan keputusan The Fed yang belum memberikan sinyal penurunan suku bunga, Indonesia masih mencatatkan aliran modal masuk.
Dengan demikian, untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup lanjutkan penguatan di rentang Rp15.600 - Rp15.670.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah menguat karena investor juga mengabaikan data inflasi harga konsumen dan produsen AS yang lebih tinggi dari perkiraan untuk bulan Januari yang dirilis minggu lalu karena kemungkinan besar dipengaruhi oleh penyesuaian musiman dan tidak menunjukkan adanya tekanan harga baru.
"Hal ini akan membuat Federal Reserve berada di jalur yang tepat untuk mulai memangkas suku bunga dalam beberapa bulan mendatang," tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (21/2/2024).
Fokus kini tertuju pada risalah pertemuan The Fed pada akhir bulan Januari untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk mengenai kemungkinan arah suku bunga AS. Bank sentral telah mempertahankan suku bunga stabil selama pertemuan tersebut, namun sebagian besar meremehkan ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal.
Selain risalah rapat The Fed pada hari Rabu, fokus juga tertuju pada pidato dari serangkaian pejabat The Fed minggu ini, termasuk Raphael Bostic dan Michelle Bowman, keduanya merupakan bagian dari komite penetapan suku bunga bank tersebut.
Dari sentimen domestik, Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan atau BI Rate pada level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 20-21 Februari 2024. Suku bunga Deposit Facility juga diputus tetap di posisi 5,25% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
Hal ini sejalan dengan ekspektasi para analis yang memperkirakan secara absolute bahwa BI akan menahan suku bunga acuan (BI rate) di level 6,00%. Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,25% dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
Keputusan tersebut menjadi kali keempat BI menahan di level tersebut setelah menahan pada November, Desember, dan Januari. Sebelumnya, BI menaikkan suku bunganya pada Oktober 2023 sebesar 25 basis poin (bps) dari 5,75%.
Upaya BI menahan suku bunga acuan adalah masih adanya sentimen ketidakpastian pemilu yang terjadi di Indonesia saat ini dan keputusan The Fed yang belum memberikan sinyal penurunan suku bunga, Indonesia masih mencatatkan aliran modal masuk.
Dengan demikian, untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup lanjutkan penguatan di rentang Rp15.600 - Rp15.670.
(nng)