Turun 24%, Laba Bersih BTPN Capai Rp2,35 Triliun Sepanjang 2023
Senin, 26 Februari 2024 - 16:40 WIB
JAKARTA - PT Bank BTPN Tbk ( BTPN ) berhasil mencetak laba bersih setelah pajak Bank BTPN (konsolidasi) yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp2,35 triliun pada akhir tahun 2023. Laba ini lebih rendah 24% secara tahunan (yoy) dari tahun sebelumnya Rp3,09 triliun.
Penurunan ini disebabkan oleh keputusan perusahaan untuk menambah pencadangan kredit sebesar Rp1,21 triliun. Perusahaan menambah pencadangan kredit juga sebagai bentuk antisipasi berakhirnya POJK relaksasi kredit restrukturisasi pada 31 Maret 2024.
Namun, BTPN berhasil mencetak kenaikan pendapatan bunga bersih pada 2023 melalui komitmen perusahaan untuk terus mengembangkan layanan keuangan yang komprehensif dan inovatif, berfokus pada keberlanjutan.
Berdasarkan hasil laporan keuangan tahun 2023, pendapatan bunga bersih Bank BTPN naik 3% year-on-year (yoy) menjadi Rp12,04 triliun dari Rp11,68 triliun tahun sebelumnya. Kenaikan bunga bersih tersebut membuat Net Interest Margin (NIM) terjaga di level 6,45%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 6,32%.
Direktur Utama Bank BTPN, Henoch Munandar mengatakan, kenaikan pendapatan bunga bersih, yang terutama dikontribusikan oleh pendapatan bunga dari kredit yang diberikan, juga mendorong kenaikan pendapatan operasional Bank BTPN sebesar 3% yoy, yang kemudian menghasilkan pertumbuhan pre-provision operating profit (PPOP) menjadi Rp6,51 triliun dari Rp6,49 triliun.
"Dukungan nasabah Bank BTPN melalui program-program unggulan, termasuk Daya, merupakan faktor utama di balik keberhasilan Bank BTPN pada tahun 2023 dalam menciptakan pertumbuhan yang memberi perubahan positif kepada nasabah kami,” kata Henoch dalam keterangan resmi, Senin (26/2/2024).
“Seiring dengan momentum ulang tahun Bank BTPN yang ke-66 untuk mengakselerasi pertumbuhan, kami akan terus mempromosikan optimisme dalam perekonomian melalui solusi layanan keuangan berkelanjutan untuk semua segmen, didukung oleh teknologi digital terdepan, dan dengan mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan dalam setiap langkah kami,” tambah Henoch.
Penurunan ini disebabkan oleh keputusan perusahaan untuk menambah pencadangan kredit sebesar Rp1,21 triliun. Perusahaan menambah pencadangan kredit juga sebagai bentuk antisipasi berakhirnya POJK relaksasi kredit restrukturisasi pada 31 Maret 2024.
Namun, BTPN berhasil mencetak kenaikan pendapatan bunga bersih pada 2023 melalui komitmen perusahaan untuk terus mengembangkan layanan keuangan yang komprehensif dan inovatif, berfokus pada keberlanjutan.
Berdasarkan hasil laporan keuangan tahun 2023, pendapatan bunga bersih Bank BTPN naik 3% year-on-year (yoy) menjadi Rp12,04 triliun dari Rp11,68 triliun tahun sebelumnya. Kenaikan bunga bersih tersebut membuat Net Interest Margin (NIM) terjaga di level 6,45%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 6,32%.
Direktur Utama Bank BTPN, Henoch Munandar mengatakan, kenaikan pendapatan bunga bersih, yang terutama dikontribusikan oleh pendapatan bunga dari kredit yang diberikan, juga mendorong kenaikan pendapatan operasional Bank BTPN sebesar 3% yoy, yang kemudian menghasilkan pertumbuhan pre-provision operating profit (PPOP) menjadi Rp6,51 triliun dari Rp6,49 triliun.
"Dukungan nasabah Bank BTPN melalui program-program unggulan, termasuk Daya, merupakan faktor utama di balik keberhasilan Bank BTPN pada tahun 2023 dalam menciptakan pertumbuhan yang memberi perubahan positif kepada nasabah kami,” kata Henoch dalam keterangan resmi, Senin (26/2/2024).
“Seiring dengan momentum ulang tahun Bank BTPN yang ke-66 untuk mengakselerasi pertumbuhan, kami akan terus mempromosikan optimisme dalam perekonomian melalui solusi layanan keuangan berkelanjutan untuk semua segmen, didukung oleh teknologi digital terdepan, dan dengan mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan dalam setiap langkah kami,” tambah Henoch.
tulis komentar anda