PLN Indonesia Power Tambah Kapasitas Pembangkit Hijau di Nusa Penida
Senin, 11 Maret 2024 - 22:14 WIB
JAKARTA - PT PLN Indonesia Power ( PLN IP ) terus menambah kapasitas pembangkit listrik dari energi baru dan terbarukan (EBT) atau hijau di Nusa Penida, Bali untuk mendukukung transisi energi sekaligus dukungan bagi sektor pariwisata di wilayah tersebut.
Direktur Operasi Pembangkit Gas PLN IP Djoko Mulyono mengatakan sebagai pemegang peran penting dalam akselerasi transisi energi tanah air, PLN IP kembali akan menambah kapasitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di Nusa Penida.
"Selain mendukung pariwisata Pulau Dewata dengan energi bersih, langkah ini juga bentuk dukungan mewujudkan net zero emission (NZE) pada 2060 serta implementasi proses bisnis yang selaras aspek environmental, social, and governance (ESG)," ujarnya dalam pernyataannya, di Jakarta, Senin (11/3/2024).
Menurut dia PLN IP bersama holding PT PLN (Persero) telah menyusun roadmap pengembangan EBT di Nusa Penida sampai 2029 melalui penambahan kapasitas serta pembaharuan teknologi pembangkit. Saat ini, di Nusa Penida, terdapat PLTS hybrid berkapasitas 3,5 MW yang melistriki tiga pulau yakni Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan Nusa Penida dengan jumlah pelanggan sebesar 21,238.
Pada 2024, PLTS Hybrid Nusa Penida akan dilakukan penambahan mesin pembangkit berkapasitas empat MW dan dalam jangka menengah, ditambah pembangkit hijau dari PLTS dan PLTB, yang dipadukan teknologi battery energy storage system (BESS) sebesar 14,5 MW.
Rencananya, pada 2025, PLTS sudah mulai beroperasi, disusul PLTB pada 2026. Sementara itu, dalam kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR di Provinsi Bali, Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto menyampaikan PLTS Hybrid Nusa Penida tidak hanya sukses menjadi ikon gelaran KTT G20 Bali pada November 2022, namun sekaligus menandai komitmen bersama pada transisi energi.
"Pembangunan PLTS jangan hanya sekadar simbolik, namun harus secara terus menerus. Kita akan menuju NZE. Sebagai bangsa besar, kita berkomitmen melestarikan Bumi dari pemanasan global yang semakin hari semakin kita rasakan akibatnya," ujarnya.
Sugeng memandang PLTS Nusa Penida adalah langkah awal dan strategis bagi transisi energi Indonesia. "Memang sekarang masih relatif kecil, tetapi di Nusa Penida akan terjadi penghematan luar biasa dan juga menekan emisi luar biasa. Nusa Penida akan menjadi best practice, bagaimana energi transisi dengan PLTS khususnya. Jadi, kita memperoleh pengalaman empirik bagaimana mengganti energi fosil ke EBT," tambahnya.
Direktur Operasi Pembangkit Gas PLN IP Djoko Mulyono mengatakan sebagai pemegang peran penting dalam akselerasi transisi energi tanah air, PLN IP kembali akan menambah kapasitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) di Nusa Penida.
"Selain mendukung pariwisata Pulau Dewata dengan energi bersih, langkah ini juga bentuk dukungan mewujudkan net zero emission (NZE) pada 2060 serta implementasi proses bisnis yang selaras aspek environmental, social, and governance (ESG)," ujarnya dalam pernyataannya, di Jakarta, Senin (11/3/2024).
Menurut dia PLN IP bersama holding PT PLN (Persero) telah menyusun roadmap pengembangan EBT di Nusa Penida sampai 2029 melalui penambahan kapasitas serta pembaharuan teknologi pembangkit. Saat ini, di Nusa Penida, terdapat PLTS hybrid berkapasitas 3,5 MW yang melistriki tiga pulau yakni Nusa Lembongan, Nusa Ceningan, dan Nusa Penida dengan jumlah pelanggan sebesar 21,238.
Pada 2024, PLTS Hybrid Nusa Penida akan dilakukan penambahan mesin pembangkit berkapasitas empat MW dan dalam jangka menengah, ditambah pembangkit hijau dari PLTS dan PLTB, yang dipadukan teknologi battery energy storage system (BESS) sebesar 14,5 MW.
Rencananya, pada 2025, PLTS sudah mulai beroperasi, disusul PLTB pada 2026. Sementara itu, dalam kunjungan kerja spesifik Komisi VII DPR di Provinsi Bali, Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto menyampaikan PLTS Hybrid Nusa Penida tidak hanya sukses menjadi ikon gelaran KTT G20 Bali pada November 2022, namun sekaligus menandai komitmen bersama pada transisi energi.
"Pembangunan PLTS jangan hanya sekadar simbolik, namun harus secara terus menerus. Kita akan menuju NZE. Sebagai bangsa besar, kita berkomitmen melestarikan Bumi dari pemanasan global yang semakin hari semakin kita rasakan akibatnya," ujarnya.
Sugeng memandang PLTS Nusa Penida adalah langkah awal dan strategis bagi transisi energi Indonesia. "Memang sekarang masih relatif kecil, tetapi di Nusa Penida akan terjadi penghematan luar biasa dan juga menekan emisi luar biasa. Nusa Penida akan menjadi best practice, bagaimana energi transisi dengan PLTS khususnya. Jadi, kita memperoleh pengalaman empirik bagaimana mengganti energi fosil ke EBT," tambahnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda