Terbukti Isu Palsu, AQUA Ternyata Tidak Masuk Daftar Boikot BDS
Senin, 01 April 2024 - 11:23 WIB
JAKARTA - Seruan gerakan boikot produk Israel dari BDS (Boikot, Divestasi, dan Sanksi) Indonesia terus berlanjut. BDS movement atau Gerakan BDS adalah ajakan kepada masyarakat untuk melakukan aksi boikot, memutus investasi, dan memberi sanksi perusahaan-perusahaan yang diketahui berafiliasi atau mendukung Israel.
Baru-baru ini, BDS Indonesia mengunggah daftar boikot terbarunya yang terbagi menjadi tiga kategori melalui media sosial X (Twitter). Hal tersebut rupanya memiliki tujuannya tersendiri sebagaimana disampaikan oleh BDS Indonesia melalui akunnya di platform X.
“Supaya kita berhasil, kita harus fokus pada sedikit perusahaan yang dipilih secara teliti supaya dampaknya maksimal," tulis akun BDS.
BDS pun menjelaskan bahwa strategi tidak akan efektif untuk jangka panjang apabila daftar perusahaan yang diboikot terlalu panjang.
Dari sisi perusahaan, ajakan untuk memboikot brand yang diduga terafiliasi dengan Israel tentunya sangat merugikan, terlebih jika salah sasaran seperti yang terjadi pada perusahaan air minum terbesar di Indonesia, AQUA.
Padahal, faktanya tidak ada merek AQUA di dalam daftar boikot BDS Indonesia. Artinya, isu AQUA produk Israel adalah hoaks.
AQUA merupakan produk lokal asli Indonesia yang turut memperjuangkan kemerdekaan Palestina melalui aksi nyata berupa pengiriman bantuan kemanusian lewat kerja sama dengan pihak-pihak tepercaya, seperti LAZISNU, BAZNAS, Kedutaan Palestina, LAZISMU, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal, dan TNI Angkatan Laut.
Vice President General Secretary AQUA Vera Galuh Sugijanto pun telah mengklarifikasi bahwa AQUA sebagai entitas swasta tidak memiliki afiliasi dengan politik apa pun.
“Sejalan dengan sikap pemerintah Indonesia, Danone di Indonesia menentang segala bentuk agresi termasuk agresi Israel di Palestina dan mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Hal senada diyakini oleh 13.000 karyawan anggota serikat pekerja,” ujarnya.
Sebetulnya, banyak pihak yang menyarankan agar lebih selektif dalam aktivitas boikot sebagai bentuk dukungan.
Selain karena dapat dimanfaatkan sebagai strategi persaingan bisnis yang tidak sehat, aktivitas ini justru berisiko menimbulkan masalah baru.
Oleh karenanya, masyarakat diimbau untuk selalu meneliti kebenaran dari informasi yang tersebar
Baru-baru ini, BDS Indonesia mengunggah daftar boikot terbarunya yang terbagi menjadi tiga kategori melalui media sosial X (Twitter). Hal tersebut rupanya memiliki tujuannya tersendiri sebagaimana disampaikan oleh BDS Indonesia melalui akunnya di platform X.
“Supaya kita berhasil, kita harus fokus pada sedikit perusahaan yang dipilih secara teliti supaya dampaknya maksimal," tulis akun BDS.
BDS pun menjelaskan bahwa strategi tidak akan efektif untuk jangka panjang apabila daftar perusahaan yang diboikot terlalu panjang.
Dari sisi perusahaan, ajakan untuk memboikot brand yang diduga terafiliasi dengan Israel tentunya sangat merugikan, terlebih jika salah sasaran seperti yang terjadi pada perusahaan air minum terbesar di Indonesia, AQUA.
Padahal, faktanya tidak ada merek AQUA di dalam daftar boikot BDS Indonesia. Artinya, isu AQUA produk Israel adalah hoaks.
AQUA merupakan produk lokal asli Indonesia yang turut memperjuangkan kemerdekaan Palestina melalui aksi nyata berupa pengiriman bantuan kemanusian lewat kerja sama dengan pihak-pihak tepercaya, seperti LAZISNU, BAZNAS, Kedutaan Palestina, LAZISMU, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal, dan TNI Angkatan Laut.
Vice President General Secretary AQUA Vera Galuh Sugijanto pun telah mengklarifikasi bahwa AQUA sebagai entitas swasta tidak memiliki afiliasi dengan politik apa pun.
“Sejalan dengan sikap pemerintah Indonesia, Danone di Indonesia menentang segala bentuk agresi termasuk agresi Israel di Palestina dan mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Hal senada diyakini oleh 13.000 karyawan anggota serikat pekerja,” ujarnya.
Sebetulnya, banyak pihak yang menyarankan agar lebih selektif dalam aktivitas boikot sebagai bentuk dukungan.
Selain karena dapat dimanfaatkan sebagai strategi persaingan bisnis yang tidak sehat, aktivitas ini justru berisiko menimbulkan masalah baru.
Oleh karenanya, masyarakat diimbau untuk selalu meneliti kebenaran dari informasi yang tersebar
(skr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda