Banyak Bandara Internasional Turun Kasta, AP: Jumlah Penerbangan Hanya 3 Kali Seminggu
Senin, 29 April 2024 - 12:05 WIB
JAKARTA - Direktur Utama InJourney Airports (Angkasa Pura Indonesia) Faik Fahmi mengatakan, salah satu aspek yang menjadi pertimbangan dalam memangkas jumlah bandara internasional di Indonesia. Salah satu yang dilihat yakni frekuensi perjalanan yang dilayani sebuah bandara.
Fahmi mengungkapnya, sebelumnya cukup banyak bandara berstatus internasional, namun sudah lama tidak ada penerbangan internasional, atau ada penerbangan internasional tapi hanya 2-3 kali seminggu.
"Ini menjadi tidak efisien serta banyak fasilitas di terminal internasional yang disiapkan sesuai standar regulasi dimanfaatkan secara terbatas, bahkan menganggur terlalu lama seperti fasilitas x-ray, ruang tunggu di terminal, dan sebagainya. Karena itu, perlu dilakukan penataan ulang oleh pemerintah,” ujar Faik Fahmi dalam keterangan resminya, Minggu (28/4/2024).
Melalui proses transformasi bandara yang tengah berlangsung, yang diawali dengan penggabungan PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II, InJourney Airports akan menerapkan pola regionalisasi di 37 bandara yang dikelola. Dengan konsep regionalisasi, bandara ada yang diposisikan sebagai HUB dan ada yang sebagai SPOKE.
Nantinya, bandara yang sudah tidak berstatus internasional bukan berarti akan sulit terakses oleh penumpang/turis internasional, namun dengan pola HUB dan SPOKE itulah dapat membangun konektivitas yang baik dari bandara hub ke seluruh wilayah Indonesia.
"Pola seperti ini best practice di industri aviasi global dan sudah berlaku umum di banyak negara yang terbukti lebih efektif," ujar Faik.
Dia mencontohkan negara Amerika Serikat yang memiliki sekitar 2.000 bandara, namun hanya 18 bandara yang berstatus internasional/point of entry penerbangan internasional ke negara Amerika Serikat, akses penumpang internasional ke dan menuju Amerika Serika melalui 18 bandara tersebut, yang kemudian didesain terhubung secara mudah ke bandara-bandara lain yang non-internasional.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menerbitkan Keputusan Menteri Nomor 31 Tahun 2024 atau KM 31/2024 tentang Penetapan Bandar Udara Internasional tertanggal 2 April 2024. Lewat keputusan itu, kini jumlah bandara internasional di Indonesia menjadi 17, dari yang awalnya berjumlah 34 bandara internasional.
Adapun setelah KM 31/2024 ini terbit, jumlah bandara internasional milik InJourney Airports menjadi 16 dari total 37 bandara yang dikelola.
Fahmi mengungkapnya, sebelumnya cukup banyak bandara berstatus internasional, namun sudah lama tidak ada penerbangan internasional, atau ada penerbangan internasional tapi hanya 2-3 kali seminggu.
"Ini menjadi tidak efisien serta banyak fasilitas di terminal internasional yang disiapkan sesuai standar regulasi dimanfaatkan secara terbatas, bahkan menganggur terlalu lama seperti fasilitas x-ray, ruang tunggu di terminal, dan sebagainya. Karena itu, perlu dilakukan penataan ulang oleh pemerintah,” ujar Faik Fahmi dalam keterangan resminya, Minggu (28/4/2024).
Melalui proses transformasi bandara yang tengah berlangsung, yang diawali dengan penggabungan PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II, InJourney Airports akan menerapkan pola regionalisasi di 37 bandara yang dikelola. Dengan konsep regionalisasi, bandara ada yang diposisikan sebagai HUB dan ada yang sebagai SPOKE.
Nantinya, bandara yang sudah tidak berstatus internasional bukan berarti akan sulit terakses oleh penumpang/turis internasional, namun dengan pola HUB dan SPOKE itulah dapat membangun konektivitas yang baik dari bandara hub ke seluruh wilayah Indonesia.
"Pola seperti ini best practice di industri aviasi global dan sudah berlaku umum di banyak negara yang terbukti lebih efektif," ujar Faik.
Dia mencontohkan negara Amerika Serikat yang memiliki sekitar 2.000 bandara, namun hanya 18 bandara yang berstatus internasional/point of entry penerbangan internasional ke negara Amerika Serikat, akses penumpang internasional ke dan menuju Amerika Serika melalui 18 bandara tersebut, yang kemudian didesain terhubung secara mudah ke bandara-bandara lain yang non-internasional.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menerbitkan Keputusan Menteri Nomor 31 Tahun 2024 atau KM 31/2024 tentang Penetapan Bandar Udara Internasional tertanggal 2 April 2024. Lewat keputusan itu, kini jumlah bandara internasional di Indonesia menjadi 17, dari yang awalnya berjumlah 34 bandara internasional.
Adapun setelah KM 31/2024 ini terbit, jumlah bandara internasional milik InJourney Airports menjadi 16 dari total 37 bandara yang dikelola.
(akr)
tulis komentar anda