Hujan Sanksi Barat, Singapura Jadi Ceruk Pasar Baru Rusia
Selasa, 14 Mei 2024 - 20:29 WIB
JAKARTA - Rusia gencar mencari pasar baru di tengah hujan sanksi barat . Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan perusahaan-perusahaan minyak negara ini terus membidik ekspor ke kawasan Asia-Pasifik.
Singapura menjadi ceruk pasar ekspor baru Rusia. Ekspor nafta sebagai bahan utama untuk membuat petrokimia seperti plastik dan serat tekstil ke Singapura pada Mei mencetak rekor tertinggi tahun ini.
"Impor yang lebih tinggi mencerminkan permintaan campuran nafta menjelang musim puncak permintaan bensin di musim panas," ujar seorang pedagang petrokimia di Singapura dikutip Sputnik News dari Reuters, Selasa (14/5/2024).
FGE memproyeksikan, Singapura akan mengimpor 500.000 ton nafta Rusia pada Mei 2024. Sementara LSEG Research memperkirakan angka 415.000 ton. Secara keseluruhan, ekspor nafta Rusia ke Asia diperkirakan akan mencapai 1,4-1,5 juta ton pada Juni 2024.
Dana Moneter Internasional (IMF) sebelumnya mencatat bahwa ekspor minyak Rusia tumbuh meskipun ada sanksi-sanksi Barat yang dijatuhkan kepada Rusia tak lama setelah dimulainya operasi militer khusus.
IMF mengaitkan pertumbuhan ini dengan ekspansi armada tanker yang mengangkut minyak mentah Rusia dan fakta bahwa negara ini telah memperkenalkan asuransi sendiri untuk pengiriman minyak laut.
Presiden Rusia Vladimir Putin dengan tegas mengumumkan bahwa ekonomi Rusia telah pulih dari sanksi barat.
"Secara umum, kita dapat mengatakan bahwa pemulihan ekonomi nasional telah selesai. Kami telah bertahan dari tekanan eksternal yang belum pernah terjadi sebelumnya, gempuran sanksi oleh beberapa elit penguasa di Blok Barat, beberapa elit penguasa di negara-negara tertentu yang kami sebut tidak bersahabat," tegas Putin.
Dia mengungkapkan bahwa pendapatan minyak dan gas Rusia telah pulih. Pendapatan non-migas secara signifikan melebihi angka tahun sebelumnya. Sebagai informasi, sejak awal operasi militer khusus, negara-negara Barat telah menjatuhkan beragam paket sanksi di berbagai sektor ekonomi Rusia.
Singapura menjadi ceruk pasar ekspor baru Rusia. Ekspor nafta sebagai bahan utama untuk membuat petrokimia seperti plastik dan serat tekstil ke Singapura pada Mei mencetak rekor tertinggi tahun ini.
"Impor yang lebih tinggi mencerminkan permintaan campuran nafta menjelang musim puncak permintaan bensin di musim panas," ujar seorang pedagang petrokimia di Singapura dikutip Sputnik News dari Reuters, Selasa (14/5/2024).
FGE memproyeksikan, Singapura akan mengimpor 500.000 ton nafta Rusia pada Mei 2024. Sementara LSEG Research memperkirakan angka 415.000 ton. Secara keseluruhan, ekspor nafta Rusia ke Asia diperkirakan akan mencapai 1,4-1,5 juta ton pada Juni 2024.
Dana Moneter Internasional (IMF) sebelumnya mencatat bahwa ekspor minyak Rusia tumbuh meskipun ada sanksi-sanksi Barat yang dijatuhkan kepada Rusia tak lama setelah dimulainya operasi militer khusus.
IMF mengaitkan pertumbuhan ini dengan ekspansi armada tanker yang mengangkut minyak mentah Rusia dan fakta bahwa negara ini telah memperkenalkan asuransi sendiri untuk pengiriman minyak laut.
Presiden Rusia Vladimir Putin dengan tegas mengumumkan bahwa ekonomi Rusia telah pulih dari sanksi barat.
"Secara umum, kita dapat mengatakan bahwa pemulihan ekonomi nasional telah selesai. Kami telah bertahan dari tekanan eksternal yang belum pernah terjadi sebelumnya, gempuran sanksi oleh beberapa elit penguasa di Blok Barat, beberapa elit penguasa di negara-negara tertentu yang kami sebut tidak bersahabat," tegas Putin.
Dia mengungkapkan bahwa pendapatan minyak dan gas Rusia telah pulih. Pendapatan non-migas secara signifikan melebihi angka tahun sebelumnya. Sebagai informasi, sejak awal operasi militer khusus, negara-negara Barat telah menjatuhkan beragam paket sanksi di berbagai sektor ekonomi Rusia.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda