Himpun 250.000 Anggota, Total Omzet Toko SRC Tembus Rp236 T

Selasa, 04 Juni 2024 - 21:59 WIB
Media Talkshow Bersama SRC 16 Tahun Konsisten Melangkah #JadiLebihBaik untuk UMKM Berkelanjutan di Jakarta. FOTO/Isra Triansyah
JAKARTA - Selama 16 tahun berdiri, Sampoerna Retail Community (SRC), jaringan toko kelontong di Indonesia, telah berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Berbasis pendampingan dan pembinaan toko kelontong, kini ada lebih dari 250.000 toko kelontong yang tergabung dalam ekosistem SRC. Jumlah tersebut meningkat signifikan dibandingkan pada awal berdiri di tahun 2008, hanya ada 57 toko kelontong yang bergabung.

"Tidak hanya pada jumlah anggota, tapi kami melihat ekosistem SRC bertransformasi dan berdampak, melalui pemberdayaan dan membangun SDM yang kuat dan solid. Toko kelontong yang bergabung dengan SRC memiliki nilai tambah, yaitu lebih fleksibel dan dapat dengan cepat beradaptasi terhadap perubahan," ujar Direktur PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS) Romulus Sutanto dalam media talkshow, dikutip Selasa (4/6/2024).





Pembinaan SRCIS terhadap toko SRC, lanjut Romulus, telah mendorong peningkatan daya saing yang ditandai dengan peningkatan omzet sebesar 42% setelah bergabung. Tidak hanya itu, inovasi dan kreativitas juga tercipta ketika toko SRC berhasil mengembangkan usahanya setelah menjadi anggota. Sebanyak 77% toko SRC berhasil memperluas jenis usahanya, yang bervariasi mulai dari penjualan produk digital, jasa pembayaran, agen, dan aplikasi.

Riset Kompas Gramedia (KG Media) 2023 menunjukkan kontribusi SRC bagi perekonomian nasional, total omzet di seluruh Toko SRC secara nasional diperkirakan mencapai Rp236 triliun pada tahun 2022. Angka itu setara dengan 11,36% dari produk domestik bruto (PDB) Retail Nasional (Perdagangan Besar dan Eceran, bukan Mobil dan Sepeda) senilai Rp2.077,43 triliun.

Pengembangan UMKM berbasis komunitas dan jaringan menjadi kekuatan utama SRC, dan terbukti membawa dampak bagi anggotanya. Dampak yang diciptakan oleh SRC terhadap ekosistemnya di antaranya, pertama Aspek Kemampuan Usaha sehingga terjadi peningkatan kemampuan usaha setelah pembinaan berkelanjutan tentang pengelolaan toko dan manajemen keuangan.

Kedua, Aspek Relasional, anggota SRC menjadi lebih tanggap, tangguh, dan mampu membagikan motivasi, pengetahuan, dan pengalamannya kepada sesama pemilik toko kelontong. Ketiga, anggota SRC merasakan peningkatan kepercayaan diri dan mampu membuat perubahan, baik dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, kebutuhan sehari-hari, meningkatkan kesejahteraan keluarga, hingga memberi manfaat bagi komunitas di sekitarnya.



Ekonom Senior sekaligus Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, pendampingan dan pembinaan UMKM menjadi penting karena kontribusi dan peran penting UMKM sebagai pilar penting dalam perekonomian Indonesia. Ia mengemukakan, 61% PDB ekonomi Indonesia disokong oleh aktivitas para pelaku UMKM. Oleh karena itu, Fithra mengapresiasi SRCIS yang secara konsisten telah hadir membina dan mendampingi UMKM.

"SRC sudah ada selama 16 tahun, artinya sudah berjalan secara berkesinambungan. Apa yang dilakukan SRC harus jadi contoh bagi yang lain dalam pengembangan UMKM, dan bahkan pemerintah dapat menerapkan community based ecosystem ini," katanya.

Fithra juga mengapresiasi peran aktif SRC terhadap kemajuan UMKM, masyarakat sekitarnya, dan perekonomian. Menurutnya, SRC dapat menjadi contoh program pemberdayaan UMKM yang berdampak positif.

"Kalau satu komunitas saja sudah bisa menyumbang begitu besar, jika pemerintah bisa mengembangkan komunitas lain pasti akan sangat bermanfaat sekali. Tidak ada salahnya menjadikan SRC sebagai salah satu contoh buat pengembangan komunitas UMKM lainnya,” tandasnya.
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More