130 Negara Akan Berkumpul di Rusia, Bahas Pembentukan Zona Ekonomi Baru
Rabu, 05 Juni 2024 - 09:24 WIB
JAKARTA - Rusia siap menjadi tuan rumah Forum Ekonomi Internasional St Petersburg (SPIEF 2024) yang ke-27 pada Rabu dengan ribuan peserta diperkirakan akan hadir dalam acara tahunan tersebut.
Tahun ini, SPIEF akan diselenggarakan pada 5-8 Juni 2024.
Minat terhadap forum ini semakin meningkat dengan alasan banyak negara ingin memperluas kerja sama dengan Rusia, dan meskipun ada tekanan dari Barat, menurut penasihat kepresidenan Rusia Anton Kobyakov.
"SPIEF adalah platform terdepan untuk mendiskusikan isu-isu pembangunan internasional. Di sinilah pendapat dipertukarkan dan ikatan kerja sama dibangun," ujar Kobyakov, Sekretaris Eksekutif Komite Penyelenggara SPIEF, dikutip Russian Today, Rabu (5/6/2024).
Baca Juga: Panglima Militer Inggris: Putin Tak Ingin Perang Nuklir Lawan NATO
Dia menambahkan SPIEF 2023 telah sukses digelar terlepas dari gejolak ekonomi global, banyak negara yang siap untuk membangun kesepakatan dan kerja sama. Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa, Presiden Bolivia Luis Arce dan Presiden Milorad Dodik dari Republika Srpska akan menjadi salah satu pemimpin asing yang akan hadir dalam acara tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin diperkirakan akan berpidato dalam sesi pleno forum tersebut. Putin akan berbicara mengenai keadaan ekonomi nasional dan global, serta politik, dan kemungkinan akan berbicara mengenai konflik Ukraina, menurut Ushakov. Adapun tahun ini, tema SPIEF bertajuk Fondasi Dunia Multipolar- Pembentukan Zona Pertumbuhan Ekonomi Baru.
Baca Juga: Barat Siapkan Sanksi Baru ke Rusia, Seret Bank-bank Negara Dunia Ketiga
Program forum ini mencakup hampir 400 acara bisnis, seperti diskusi panel dan dialog bisnis, termasuk EAEU-ASEAN, Rusia-Afrika, Rusia-Amerika Latin, Rusia-china, Rusia-Afrika Selatan, dan pertemuan bilateral lainnya.
SPIEF telah diselenggarakan di St Petersburg sejak 1997, dan berada di bawah naungan Presiden Rusia sejak 2006. Lebih 17.000 peserta dari 130 negara ikut serta dalam acara SPIEF 2023, dengan lebih dari 900 perjanjian ditandatangani, menurut pejabat forum. Diproyeksikan tahun ini akan dihadiri lebih 130 negara.
Tahun ini, SPIEF akan diselenggarakan pada 5-8 Juni 2024.
Minat terhadap forum ini semakin meningkat dengan alasan banyak negara ingin memperluas kerja sama dengan Rusia, dan meskipun ada tekanan dari Barat, menurut penasihat kepresidenan Rusia Anton Kobyakov.
"SPIEF adalah platform terdepan untuk mendiskusikan isu-isu pembangunan internasional. Di sinilah pendapat dipertukarkan dan ikatan kerja sama dibangun," ujar Kobyakov, Sekretaris Eksekutif Komite Penyelenggara SPIEF, dikutip Russian Today, Rabu (5/6/2024).
Baca Juga: Panglima Militer Inggris: Putin Tak Ingin Perang Nuklir Lawan NATO
Dia menambahkan SPIEF 2023 telah sukses digelar terlepas dari gejolak ekonomi global, banyak negara yang siap untuk membangun kesepakatan dan kerja sama. Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa, Presiden Bolivia Luis Arce dan Presiden Milorad Dodik dari Republika Srpska akan menjadi salah satu pemimpin asing yang akan hadir dalam acara tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin diperkirakan akan berpidato dalam sesi pleno forum tersebut. Putin akan berbicara mengenai keadaan ekonomi nasional dan global, serta politik, dan kemungkinan akan berbicara mengenai konflik Ukraina, menurut Ushakov. Adapun tahun ini, tema SPIEF bertajuk Fondasi Dunia Multipolar- Pembentukan Zona Pertumbuhan Ekonomi Baru.
Baca Juga: Barat Siapkan Sanksi Baru ke Rusia, Seret Bank-bank Negara Dunia Ketiga
Program forum ini mencakup hampir 400 acara bisnis, seperti diskusi panel dan dialog bisnis, termasuk EAEU-ASEAN, Rusia-Afrika, Rusia-Amerika Latin, Rusia-china, Rusia-Afrika Selatan, dan pertemuan bilateral lainnya.
SPIEF telah diselenggarakan di St Petersburg sejak 1997, dan berada di bawah naungan Presiden Rusia sejak 2006. Lebih 17.000 peserta dari 130 negara ikut serta dalam acara SPIEF 2023, dengan lebih dari 900 perjanjian ditandatangani, menurut pejabat forum. Diproyeksikan tahun ini akan dihadiri lebih 130 negara.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda