Rupiah Sedikit Menguat, Hati-hati Bisa Tembus Rp17.000 per USD
Kamis, 27 Juni 2024 - 15:53 WIB
Baca Juga
Selain itu, sikap hawkish The Fed yang menyebabkan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi AS dan sekaligus memberikan tekanan kepada negara-negara emerging market, termasuk Indonesia. Konflik geopolitik di Timur Tengah dan Eropa yang berkepanjangan, perang dagang AS, UE dengan Tiongkok serta panasnya pilpres di AS menjadi salah satu faktor penekan mata uang rupiah yang porsinya cukup tinggi.
Selain itu, terdapat data-data ekonomi domestik yang mempengaruhi sentimen pasar, diantaranya defisit transaksi berjalan RI yang mengalami kenaikan dari USD1,1 miliar menjadi USD2,2 miliar pada kuartal pertama 2024, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur RI turun dari 52,9 menjadi 52,1 pada Mei 2024 dan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) RI turun dari 127,7 menjadi sebesar 125,2 pada Mei 2024.
Adapun faktor lainnya melingkupi peningkatan kepemilikan investor terhadap instrumen-instrumen lain seperti SBN, SBSN, dan SRBI, penurunan peringkat saham Indonesia oleh Morgan Stanley, volatilitas harga saham-saham tertentu, dan lainnya. Berdasarkan data diatas, mata uang rupiah untuk perdagangan berikutnya diprediksi bergerak fluktuatif, namun kembali ditutup melemah di rentang Rp16.390 - Rp16.450.
(nng)
tulis komentar anda