Mengenal Wanita Terkaya Rusia, Miliarder Teknologi Berharta Rp132,1 Triliun

Jum'at, 28 Juni 2024 - 16:37 WIB
Ekonom di T-Investments, Sofya Donets mengutarakan, ada peningkatan kapasitas konsumen untuk berbelanja. "Ini membawa seluruh kelompok orang ke dalam kategori kekayaan dan konsumsi yang lebih tinggi," ungkap Sofya.

Belanja online terus memperluas ekspansi era Covid, tumbuh 45% tahun lalu menjadi 8,3 triliun rubel, menurut penelitian INFOLine. Menguasai lebih dari setengah pasar, Wildberries dan Ozon telah menjadi pemenangnya.

"Wildberries adalah salah satu pelopor e-commerce Rusia," kata Marat Ibragimov, seorang analis di Gazprombank, menambahkan bahwa kekuatannya adalah dalam menawarkan persyaratan yang baik untuk pemasok dan menawarkan beragam macam produk dengan harga murah bagi pelanggan.

Bakalchuk memulai perusahaan pada tahun 2004 sebagai tempat bagi orang-orang dengan anggaran terbatas dengan sedikit waktu untuk berbelanja. Dia memesan pakaian dalam jumlah besar dari katalog pesanan pos Jerman, memindai gambar-gambar itu, dan mempostingnya di situs webnya. Dia mengirimkan produk sendiri daripada menggunakan layanan pos, yang tidak dapat diandalkan.

Sanksi Barat

Tidak seperti miliarder lain yang mengumpulkan pundi-pundi harta kekayaannya saat kacaunya privatisasi di awal 2000-an di bawah Putin, Bakalchuk tidak pernah mengadakan pertemuan empat mata dengan presiden Rusia.

Namun Ia dikenai sanksi oleh Ukraina sebelum invasi Kremlin 2022, karena Wildberries menjual berbagai produk bertema nasionalis Rusia, seperti seragam militer dan kaos yang memuji Putin. Hal itu memaksanya untuk menghentikan bisnis di Ukraina.

Proyek Bakalchuk dengan Russ Group bertujuan untuk memperluas jangkauannya ke negara-negara tetangga yang ramah Rusia dan negara-negara yang disebut Global South, termasuk China dan India, menurut pernyataan dari Wildberries. Hal ini diroyeksi dapat membantu meningkatkan PDB Rusia sebesar 1,5% per tahun.

Namun, menciptakan sistem pembayaran dapat meningkatkan risiko Bakalchuk berada di bawah sanksi AS atau Eropa karena sekutu barat Ukraina telah menargetkan layanan keuangan Rusia lainnya, termasuk sistem pembayaran Mir dan setara Swift bank sentral, yang disebut SPFS.

Di sisi lain, Ia menciptakan sistem pembayaran yanga dapat meningkatkan risiko Bakalchuk berada di bawah sanksi AS atau Eropa karena sekutu barat Ukraina telah menargetkan layanan keuangan Rusia lainnya, termasuk sistem pembayaran setara Swift bank sentral, yang disebut SPFS.
(akr)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More