Terjebak Utang Negara-negara Barat, Ukraina Terancam Bangkrut
Selasa, 02 Juli 2024 - 08:57 WIB
JAKARTA - Ukraina terancam gagal membayar utang yang sangat besar paling cepat bulan depan jika gagal menegosiasikan kesepakatan restrukturisasi dengan para kreditur.
Pada Februari 2022, para pemegang obligasi, termasuk raksasa keuangan AS BlackRock dan Pimco, serta manajer aset Prancis Amundi membekukan utang Ukraina selama dua tahun karena konfliknya dengan Rusia. Namun, perjanjian dengan negara-negara Barat tersebut akan berakhir pada Agustus, dan para kreditur ingin agar Ukraina tersebut mulai membayar bunga utang.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, bernilai 15% dari PDB tahunan Ukraina berarti jika pembayaran diperlukan maka akan menjadi kategori pengeluaran terbesar kedua di Kiev setelah pertahanan. Konflik dengan Rusia telah memberikan pukulan berat pada perekonomian Ukraina menyusut hingga seperempatnya.
Rasio utang terhadap PDB Ukraina akan mendekati 94% pada akhir tahun ini meskipun ada dukungan Barat dalam bentuk artileri, tank, dan alokasi pendanaan. Ukraina memiliki waktu satu bulan untuk menghindari gagal bayar utang.
Dana Moneter Internasional (IMF) ingin menegosiasikan sebuah rencana keringanan utang, namun kesepakatan semacam itu sepertinya tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat. Melansir Russian Today dari The Economist, bulan lalu, Pemerintah Ukraina gagal mencapai kesepakatan dengan sekelompok investor asing untuk merestrukturisasi hutang negara ini sebesar USD20 miliar dalam bentuk Eurobonds.
Baca Juga: Negara ASEAN yang Kepincut Ingin Gabung BRICS, Ada Indonesia?
Kiev telah mendesak para pemegang obligasi untuk menerima pengurangan utang yang besar karena mereka mencoba untuk memenuhi tuntutan IMF untuk merestrukturisasi dan mempertahankan akses ke pasar-pasar internasional. Ukraina berusaha untuk mengurangi utangnya hingga 60% dari nilai saat ini, sementara para kreditur mengatakan 22% adalah lebih masuk akal.
Jika kesepakatan restrukturisasi utang yang baru tidak tercapai, Ukraina akan mengalami gagal bayar. Hal ini akan merusak peringkat kredit negara tersebut dan mempersulit kemampuannya untuk meminjam di masa depan.
Skenario yang paling mungkin untuk Kiev adalah perpanjangan pembekuan pembayaran utang hingga 2027 atau deklarasi gagal bayar. Apapun itu, Ukraina tidak akan melanjutkan pembayaran kepada para krediturnya.
Pada Februari 2022, para pemegang obligasi, termasuk raksasa keuangan AS BlackRock dan Pimco, serta manajer aset Prancis Amundi membekukan utang Ukraina selama dua tahun karena konfliknya dengan Rusia. Namun, perjanjian dengan negara-negara Barat tersebut akan berakhir pada Agustus, dan para kreditur ingin agar Ukraina tersebut mulai membayar bunga utang.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, bernilai 15% dari PDB tahunan Ukraina berarti jika pembayaran diperlukan maka akan menjadi kategori pengeluaran terbesar kedua di Kiev setelah pertahanan. Konflik dengan Rusia telah memberikan pukulan berat pada perekonomian Ukraina menyusut hingga seperempatnya.
Rasio utang terhadap PDB Ukraina akan mendekati 94% pada akhir tahun ini meskipun ada dukungan Barat dalam bentuk artileri, tank, dan alokasi pendanaan. Ukraina memiliki waktu satu bulan untuk menghindari gagal bayar utang.
Dana Moneter Internasional (IMF) ingin menegosiasikan sebuah rencana keringanan utang, namun kesepakatan semacam itu sepertinya tidak mungkin terjadi dalam waktu dekat. Melansir Russian Today dari The Economist, bulan lalu, Pemerintah Ukraina gagal mencapai kesepakatan dengan sekelompok investor asing untuk merestrukturisasi hutang negara ini sebesar USD20 miliar dalam bentuk Eurobonds.
Baca Juga: Negara ASEAN yang Kepincut Ingin Gabung BRICS, Ada Indonesia?
Kiev telah mendesak para pemegang obligasi untuk menerima pengurangan utang yang besar karena mereka mencoba untuk memenuhi tuntutan IMF untuk merestrukturisasi dan mempertahankan akses ke pasar-pasar internasional. Ukraina berusaha untuk mengurangi utangnya hingga 60% dari nilai saat ini, sementara para kreditur mengatakan 22% adalah lebih masuk akal.
Jika kesepakatan restrukturisasi utang yang baru tidak tercapai, Ukraina akan mengalami gagal bayar. Hal ini akan merusak peringkat kredit negara tersebut dan mempersulit kemampuannya untuk meminjam di masa depan.
Skenario yang paling mungkin untuk Kiev adalah perpanjangan pembekuan pembayaran utang hingga 2027 atau deklarasi gagal bayar. Apapun itu, Ukraina tidak akan melanjutkan pembayaran kepada para krediturnya.
(nng)
tulis komentar anda